Mohon tunggu...
Jafar amir
Jafar amir Mohon Tunggu... Penulis - jabatan terakhir sebagai kepala pabrik keramik, pendidikan S2 di bidang manajemen,

Hobi meneliti fenomena sosial, sebagai personal asisten mahasiswa S1,S2, S3 dalam menyelesaikan penelitian.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ngemil di negara Berkembang

28 Januari 2025   11:19 Diperbarui: 28 Januari 2025   11:19 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dorong konsumsi camilan padat nutrisi seperti buah dan sayuran untuk menggantikan pilihan yang padat energi dan miskin nutrisi.

Menerapkan program gizi sekolah untuk menyediakan pilihan camilan yang lebih sehat dan mendidik anak-anak tentang diet seimbang (Sekiyama et al., 2012).

Mengatur Iklan Makanan:

Batasi iklan makanan ringan yang tidak sehat, terutama di daerah yang sering dikunjungi anak-anak, untuk mengurangi pengaruh pemasaran pada pilihan makanan (Amanzadeh et al., 2015).

Kembangkan Pedoman Gizi:

Buat dan sebarluaskan pedoman untuk ngemil sehat yang mempertimbangkan kebiasaan diet lokal dan kebutuhan nutrisi, terutama untuk anak-anak .

Kesimpulan

Studi tersebut menyoroti dampak ganda dari ngemil di negara berkembang, di mana ngemil dapat berkontribusi dan mengurangi kekurangan nutrisi. Intervensi dan kebijakan yang efektif sangat penting untuk mempromosikan kebiasaan ngemil yang lebih sehat dan meningkatkan kualitas makanan secara keseluruhan di antara anak-anak di wilayah ini.

Daftar Pustaka

Amanzadeh, B., Sokal-Gutierrez, K., & Barker, J. C. (2015). An interpretive study of food, snack and beverage advertisements in rural and urban El Salvador. BMC Public Health, 15(1). https://doi.org/10.1186/s12889-015-1836-9

Quintero-Lesmes, D. C., & Herran, O. F. (2019). Food changes and geography: Dietary transition in Colombia. Annals of Global Health, 85(1). https://doi.org/10.5334/aogh.1643

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun