Mohon tunggu...
jaerudin jay
jaerudin jay Mohon Tunggu... -

tinggal di bekasi. lama di bandung; smu dan kuliah. sekarang bekerja di sebuah peruahaan jasa pengamanan keuangan di jakarta. sudah menikah dan mempunyai dua anak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siap-siap, Indonesia Satu Waktu!

13 Maret 2012   10:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:07 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa hari ini ada kabar yang mengejutkan saya, sekaligus membuat saya berpikir sejenak, apa jadinya kalau benar Indonesia akan memakai satu waktu? Belum selesai berbagai macam wacana yang digulirkan pemerintah, dari redenominasi mata uang, pemindahan ibu kota, dan sekarang mau menyatukan waktu Indonesia yang sudah lama terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian Barat, Tengah, dan Timur.

Alasan yang mengemuka tentang ide penyatuan watu ini adalah soal efesiensi transaksi keuangan, khususnya pasar modal. Dengan penyatuan waktu ini diperkirakan trilyunan rupiah yang bisa dihemat dari berbagai transaksi keuangan, yang pada akhirnya akan pula dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan waktu yang satu ini pula diharapkan ada pertumbuhan yang seimbang diseluruh bagian wilayah Indonesia.

Lepas dari alasan-alasan ekonomi, akan banyak hal yang timbul dari penyatuan waktu tersebut, diantaranya penyesuaian jam kerja, dan penyesuaian waktu shalat buat kita yang beragama islam. Kedua hal tersebut sih agak mudah mangatasinya, tinggal mengatur ulang ketentuan jamnya aja, tapi bagaimana dengan kebiasaan secara fsikis.

Dengan acuan waktu Indonesia Bagian Tengah sebagai acun, nanti bagi yang sekarang di Indonesia Bagian Timur akan mengalami kemunduran waktu satu jam, dan yang sekarang di Indonesia bagian Barat waktunya maju lebih cepat satu jam.

Coba kita bayangin, buat saya, atau siapapun yang sekarang di wilayah Indonesia Bagian Barat, nanti kita akan shalat subuh setelah jam lima pagi, bisa-bisa jam enam  pagi, shalat maghrib antara jam tujuh sampai jam delapan malam.

Begitu halnya dengang kebisaan fsikis kita, nanti kita akan lihat jam enam pagi masih gelap belum terbit matahari, dan jam enam sore masih terang benderang. Nanti kita juga akan masuk kerja sedikit lebih siang dan pulang sedikit lebih sore. Kenyataa-kenyataan tersebut akan kita alami jika penyatuan waktu Indonesia jadi diterapakan, kita akan sedikit melongok ketika melihat jam dengan melihat kenyataan terang atau gelapnya disekitar kita.

Buat saya ide penyatuan waktu ini sah-sah saja asal depertimbangkan dengan tujuan-tujuan yang positif buat kemajuan bangsa ini. Tapi jangan sampai ide ini hanya mampir untuk meramaikan pemberitaan menyaingi pemberitaan msalah korupsi yang sedang gencar-gencarnya menyudutkan posisi penguasa saat ini. Berapa rupiah yang bisa dihemat dengan penyatuan waktu ini, dan berapa rupiah juga korupsi dinegeri ini terus menggerogoti urat nadi bangsa...???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun