Sering kali saya menemui kesalahan dalam penggunaan partikel di yang keliru atau tertukar perannya, entah sebagai preposisi atau afiks. Sebagai guru Bahasa Indonesia, hal itu bikin saya gemas.
Penulisan partikel di dan di-Â bervariasi tergantung pada perannya dalam kalimat. Kata di ditulis terpisah dari kata yang menyertainya ketika berfungsi sebagai preposisi atau kata depan. Sebaliknya, di- ditulis serangkai dengan kata yang menyertainya jika berfungsi sebagai afiks (imbuhan).
Lalu bagaimana cara membedakannya? Mari kita bahas lebih dalam.
Di (sebagai preposisi)
Fungsi di sebagai preposisi terjadi ketika ada keterangan tempat yang menyertainya, seperti pada frasa di rumah, di meja, dan di lemari. Untuk keterangan tempat yang lebih spesifik, preposisi di dapat diperluas dengan tambahan kata yang sesuai dengan kekhususan tersebut, seperti depan, atas, bawah, luar, dalam, dan muka. Sebagai contoh, di depan rumah, di atas meja, dan di bawah lemari. Dalam konteks ini, di tetap ditulis terpisah dari kata yang menyertainya.
Dalam konteks formal, disarankan untuk menghindari penggunaan preposisi di ketika menyatakan keterangan waktu. Sebagai alternatif, lebih tepat menggunakan preposisi pada. Misalnya, di zaman Reformasi (tidak tepat), seharusnya diganti dengan pada zaman Reformasi. Hal yang serupa berlaku untuk ekspresi seperti pada waktu itu, pada malam Jumat, dan sebagainya. Penggunaan di untuk keterangan waktu umumnya digunakan dalam konteks nonformal, seperti dalam percakapan atau karya sastra (sajak, prosa, dan drama).
- Di waktu itu Roma melihat sesosok bidadari bernama Ani yang membuatnya jatuh cinta lagi. (Nonformal)
- Pada waktu itu Roma melihat sesosok bidadari bernama Ani yang membuatnya jatuh cinta lagi. (Formal)
Hindari menggunakan preposisi di jika yang menyertainya adalah kata ganti orang seperti kamu, dia, mereka, ayah, ibu, adik, dan kakak. Contohnya dalam kalimat berikut:Â
- Titipkan suratku di Ani. (dianggap tidak tepat)
- Titipkan suratku pada Ani. (sesuai dengan kaidah)Â
- Bukuku ada di kamu, kan? (dianggap tidak tepat)
- Bukuku ada padamu, kan? (sesuai dengan kaidah)Â
Hindari menggunakan preposisi di jika yang menyertainya adalah kata benda abstrak. Contohnya, di pikirannya, di pertemuan itu, dan di kesempatan ini dianggap tidak tepat. Seharusnya, preposisi yang lebih sesuai untuk menggantikannya adalah pada atau dalam, seperti pada (dalam) pertandingan itu, pada (dalam) pikirannya, pada (dalam) pertemuan itu, dan pada (dalam) kesempatan ini.
- Di pikirannya, Ani selalu nomor satu.
- Dalam pikirannya, Ani selalu nomor satu.
Hindari menggunakan preposisi di jika angka mendahului keterangan tempat. Misalnya, di satu cinta, di dua tempat, dan di banyak negara (tidak tepat). Seharusnya, pada satu cinta, pada tiga tempat, dan pada banyak negara.
- Cukup Roma tautkan cintanya pada satu cinta saja, pada Ani tentunya.
Hindari menggunakan preposisi di jika jika diikuti oleh keterangan tempat yang tidak sebenarnya. Misalnya, di wajahmu kulihat bulan, di dagunya ada tahi lalat (tidak tepat). Seharusnya, pada wajahmu kulihat bulan, dan pada dagunya ada tahi lalat.
- "Pada wajahmu kulihat bulan, Ani." ucap Roma merayu.