Mohon tunggu...
Jaenal Muttaqin
Jaenal Muttaqin Mohon Tunggu... Freelancer - Copywriter

Menulis untuk mengeluh dan menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cara Media Sosial Menghancurkan Mental Kita

18 Maret 2023   18:09 Diperbarui: 18 Maret 2023   18:16 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo,  Kompasianer! Aku mau berbicara tentang sesuatu yang serius nih, yaitu dampak negatif media sosial pada kesehatan mental kita. Aku yakin kalian semua sudah tahu tentang hal ini, tapi mari kita bahas lebih dalam lagi.

Kita semua tahu bahwa media sosial adalah bagian besar dari hidup kita saat ini. Kita menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggulir feed Instagram atau Twitter, atau untuk membagikan postingan terbaru di Facebook. Tapi, tahukah kalian bahwa kebiasaan ini dapat memengaruhi kesehatan mental kita?

Baca Juga: Mengenal Konsep Minimalisme: Solusi Bijak Menghadapi Budaya Pamer

Baca Juga: Mendefiniskan Kekayaan Menurut Al-Qur'an: Perbedaan Antara Harta dan Karunia Tuhan

Menurut Dr. David Greenfield, seorang psikiater dan pendiri pusat pengobatan internet dan teknologi, media sosial dapat memicu efek yang sama dengan perjudian. Aktivitas online yang terus-menerus, seperti menggulir feed atau berinteraksi dengan postingan, dapat memicu pelepasan dopamin, yaitu hormon kebahagiaan dalam otak kita. Kita merasa senang saat menggunakan media sosial dan ingin terus melakukannya untuk mendapatkan dosis dopamin berikutnya.

Tapi, apa yang terjadi ketika kita tidak bisa mengakses media sosial? Kita bisa merasakan gejala yang mirip dengan kecanduan. Kita menjadi mudah terganggu, mudah tersinggung, dan bahkan merasa cemas. Otak kita terus-menerus memikirkan media sosial, bahkan ketika kita sedang melakukan tugas lain.

Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental kita secara serius. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal "Depression and Anxiety" menemukan bahwa pengguna media sosial yang intensif memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi untuk mengalami depresi dan kecemasan daripada mereka yang menggunakannya dengan sedikit atau tidak sama sekali.

Tak hanya itu, penelitian lain menemukan bahwa pengguna media sosial yang menghabiskan waktu lebih dari dua jam per hari di platform tersebut lebih mungkin mengalami masalah tidur, merasa kesepian, dan mengalami stres.

Kita juga sering merasa cemburu sosial ketika melihat postingan teman-teman kita yang tampak bahagia dan sukses. Hal ini dapat memicu perasaan rendah diri dan bahkan depresi. Selain itu, media sosial juga dapat memicu perasaan tidak nyaman pada orang yang telah mengalami pelecehan seksual atau trauma sebelumnya. Postingan yang mengandung kekerasan atau pelecehan seksual dapat memicu flashbacks atau memperburuk gejala PTSD.

Baca Juga: Tips Menjadi Orang yang Menyenangkan dan Disukai Banyak Orang

Baca Juga: Mendefiniskan Kekayaan Menurut Al-Qur'an: Perbedaan Harta dan Karunia Tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun