"Ada yang membara dalam dada, sehingga harus berkabar. Ada hati yang terjaga supaya sabar. Lalu, tak perlu bertukar "Hallo, apa kabar?"Â biarkan padam dengan sendirinya, tanpa perlu dibakar! Â ~Erie"Â
Bisakah kita bicara baik-baik untuk mencairkan segala rindu, ragu, dan rasa cinta yang tersisa tanpa pernah lagi untuk bertutur sapa.
Izinkan aku bahagia bersama orang yang baru. Begitupun kamu, bukankah sudah sangat sempurna hidupmu, setelah memilih Perempuan dengan segala apa yang Dia punya?
Jika Iya. Mengapa kau selalu menjaga pandangan mataku dari rasa cemburu di sosial media, bahwa kamu masih teramat menyayangi diri ini.
Jika, kamu bersedia dihukum mati demi rindumu kepadaku. Yakinkan hal itu: untuk meninggalkan Perempuan yang sedang bersamamu. Bisakah?
Tentu, tidak semudah itu. Akupun tak sejahat itu. Aku hanya minta bicaralah, sekali lagi bicaralah kepadaku untuk semua hal yang telah menjadi sesal.
"Aku mencintaimu Aina!"Â Ya! Akupun tahu, rasamu kepadaku lebih dari itu. Untuk sekarang, bahagia itu ada di dada, yang lalu biar usang, bahagiaku bahagiamu segera datang.
Taiwan, 19 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H