Ada banyak hal yang tertikam waktu yaitu: Rasa, keadilan, kejujuran, dan kemanusiaan. Bahkan ada banyak hal yang disembunyikan lewat kesibukan. Pasalnya untuk menitikkan air matapun tidak ada waktu. Padahal, meneteskannya sungguh melegakan hati. Tetapi, apa boleh buat, keadaan dan waktu yang diharuskan.
Perihal senyum yang harus umum. Bukan semata-mata menjadi topeng belaka, tetapi harus menjadi kebiasaan yang akan menyelamatkan segala keadaan. Termasuk saat tersayat pisau berkarat. Seyogiyanya sebagai insan yang bernama manusia harus tulus saat tersenyum.Â
Sesungguhnya penulis ingin menulis lebih detail dan panjang. Namun, lagi dan lagi perihal waktu yang mempersunting keadaan. Sebagai manusia yang masih terus belajar akan menerima dan mengampuni keadaan tanpa menyalahkan siapapun. Termasuk diri sendiri.Â
Teruslah belajar meski waktu mengejar. Jangan lelah menelusuri kecintaan terhadap diri sendiri. Supaya  senyum dan ampun menyatu menjadi serasi bukan spasi.
Eri, New Taipe 07 Januari 2019Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H