Mohon tunggu...
Erie Jaegar
Erie Jaegar Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ar-Rahman

✅ 🎓 Public Health of University Wiralodra Indramayu ✅CGK 🇮🇩 ~ TPE 🇹🇼

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunda Pertiwi Tertampar Gelombang Bergigi

24 Desember 2018   13:18 Diperbarui: 24 Desember 2018   14:15 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ketika gemercik air menjadi bencana
Tidak lagi indahkan sepasang bola mata
Melambai indah birunya lautan di bawah terik mentari
Memesona keheningan di saat senja tiba
Pun begitu eloknya lautan ketika malam kian legam
 
Kini ... menjadi momok yang ciptakan tangis dalam Negeri
Tertampar gelombang bergigi

Terbelenggu dalam duka
Terpancar dari sorot muka
Merintih, menangis, sesal dan lara
Ketika alam semesta muntahkan kecewa
Gelombang pasang sirnakan nyawa
Akankah manusia masih tetap ingin berdusta?

Samudra seluas sahara telah memperingatkan laranya menjadi duka untuk semesta
Masihkah ingin mendustai alam sejagat raya sesuka hati tanpa introspeksi

Wahai manusia, wahai Indonesia, marilah mencintai alam sejagat raya dengan menjaganya tanpa murka

Mengobati lebam di alam dengan keimanan yang mendalam
Jadikan Bunda Pertiwi tersenyum kembali
Seperti sediakala Indonesiaku tercinta!
Indonesiaku nan jaya!
Indonesiaku merdeka!

Indonesia Raya, 24 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun