Mohon tunggu...
Jaenal Abidin
Jaenal Abidin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

PhD student Public Administration Aligarh Muslim University

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Universitas Nalanda : Membuka Kembali Lembaran Sejarah Tempat Nenek Moyang Kita Berkuliah Di India

11 November 2014   21:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:04 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : Jaenal Abidin

Universitas Nalanda didirikan pada abad ke 5 M oleh Dinasti Gupta, berjarak 72 km dari kota Patna yang merupakan ibukota negara bagian Bihar pada saat sekarang. Merupakan universitas tertua yang pernah didirikan di dunia, dibandingkan dengan universitas tertua lainnya seperti Universitas Bologna di Italia (1088), Universitas Oxford di Inggris (1096) dan Universitas Cambridge di Inggris (1209). Universitas Nalanda atau yang pada zamannya dinamai Nalanda Mahavihara (Great Nalanda Monestary) mengalami kejayaan hampir 800 tahun lamanya yakni dari 427 M-1197 M. Universitas ini berakhir dengan tragis, ketika Mohammad Bakhtiar Khilji melakukan penyerangan dan perusakan pada  pusat perguruan tinggi Budha ini.  Peristiwa ini tercatat dalam buku Tabaquat I Nasiri yang ditulis oleh Mirjah I Siraj seorang ahli sejarah Islam berkebangsaan Persia.  Buku tersebut menceritakan tentang pembakaran 9 juta buku dan manuskrip yang ada di dalam perpustakaan  Universitas Nalanda yang berlangsung selama 6 bulan. Asap pembakaran tersebut sanggup menghitamkan langit di sekitar bukit tempat universitas Nalanda berada.  Ribuan  pendeta Buddha  dan pelajar di universitas tersebut dibakar hidup-hidup dan dipenggal kepalanya. Tidak seperti universitas tertua lainnya di Eropa yang masih tetap berjalan sampai sekarang. Universitas Nalanda hanya tinggal kenangan. Penghancuran universitas ini menjadi salah satu penanda menurunnya pengaruh Budhisme dan masuknya pengaruh Islam ke India.

Kebesaran Universitas Nalanda ditandai dengan banyaknya pelajar yang berasal dari luar negeri datang untuk menimba ilmu. Tak terkecuali pelajar dari Sriwijaya yang berpusat di Sumatera. Tak hanya mengirimkan pelajar,  Prasasti Nalanda mencatat Raja Balaputra Dewa, raja dari kerajaan Sriwijaya juga mendedikasikan sebuah biara untuk tempat tinggal para bhiksu kepada Universitas Nalanda. Prasasti ini juga mencatat Raja dari Dinasti Pala (India)   membebaskan lima desa di wilayahnya dari beban pajak. Sebagai gantinya desa-desa tersebut berkewajiban untuk membiayai mahasiswa Kerajaan Sriwijaya yang belajar di Universitas Nalanda (mungkin ini seperti pemberian beasiswa pada zaman sekarang).

Tidak seperti Oxford dan Cambridge yang memiliki banyak college yang tersebar di berbagai tempat, Universitas Nalanda berada  dalam satu kompleks yang terdiri dari biara, hostel. perpustakaan, chetiya (pagoda), candi, danau dan taman. Secara lebih detail, Universitas residential yang pertama di dunia ini dituturkan oleh para sarjana Cina yang datang berkunjung atau belajar di Nalanda seperti : Faxian, Xuanzang dan Yizing (I-Tsing). Mereka menggambarkan Universitas Nalanda dikelilingi  dengan dinding bata yang tinggi, luasnya enam km persegi dengan satu gerbang tunggal memiliki 8 halls dan 300 ruangan besar untuk mengajar ataupun melakukan pertemuan dan sebuah perpustakaan besar.Beberapa bangunan memiliki atap berlapis emas dan ubinnya berasal dari keramik yang berwarna biru dan hijau mengkilap.  Terdapat juga dalam kompleks universitas kolam-kolam yang dipenuhi oleh bunga teratai biru, jalan setapak yang ditata dengan rapi, rumput hijau yang membentang luas, kebun mangga (sampai sekarang Bihar terkenal sebagai penghasil mangga di India), dan kebun bunga yang indah.

Sistem pendidikan yang dikembangkan kaum Brahmana sebelum berkembangnya Buddha,  berpusat pada individu seorang guru  yang memiliki satu kelompok kecil murid. Unit terkecil dalam pengajaran ini disebut Gurugrha (Rumah Guru). Sistem ini mengedepankan intensitas interaksi dalam kelompok kecil serta membangun kedekatan antara guru dan murid.

Berbeda dengan sistem pendidikan kaum Brahmana tersebut, Buddha seperti yang dipersonifikasikan  oleh Universitas Nalanda memperkenalkan sistem biara untuk memodifikasi sistem pendidikan lama di India.  Para siswa tinggal dan menghabiskan waktunya ke dalam sebuah biara. Setiap tiga puluh mahasiswa diasuh oleh seorang mentor spiritual dan juga seorang tutor yang mengajarkan tentang doktrin ajaran Buddha. Pelajar diberikan kebebasan untuk berpikir dan mengemukakan pendapat  serta diberi kebebasan juga untuk mempertahankan pendapat tersebut dalam debat dengan argumen yang jelas. Meskipun setiap siswa memiliki kebebasan dalam berpendapat, tetapi perhatian untuk melestarikan keaslian pandangan – pandangan Buddha juga cukup intens dilakukan di lingkungan biara. Komentar atau tanggapan terhadap pandangan tradisional Buddha dapat diakui keabsahannya, setelah mengalami berbagai seleksi yang ketat, salah satunya melalui diskusi publik yang akhirnya melibatkan persetujuan dari seluruh masyarakat.

Seleksi diperuntukkan bagi pelajar yang berada pada tingkat lanjutan, karena Nalanda pada dasarnya adalah Universitas khusus pasca sarjana.   Peserta seleksi datang dari berbagai pelosok dan luar India. Mereka  diinapkan dalam sebuah guest house . Beberapa orang professor yang merupakan guru besar tinggal bersama mereka. Tugasnya untuk  melakukan interview, menilai kualitas  mental serta mengamati perilaku dan cara hidup mereka dalam beberapa hari. Setelah itu, calon mahasiswa harus lulus dalam ujian masuk univesitas. Pengetahuan tentang kitab suci Tripitaka merupakan bahan dasar yang wajib untuk dipahami untuk dapat masuk ke Universitas Nalanda . Bila dilihat dari tingkat keberhasilan, maka dapat diasumsikan hanya tiga dari sepuluh orang calon mahasiswa dapat lolos dari ujian masuk tersebut. Setelah lulus mahasiswa bisa  mengkhususkan dirinya dalam membahas kajian tertentu. Tetapi mata kuliah Filsafat Buddha wajib untuk dipelajari terutama Filsafat Mahayana

Kurikulum yang dikembangkan tidak hanya mencakup pelajaran tentang kehidupan biara dan Buddhisme, tetapi juga berkaitan dengan  lima disiplin ilmu non buddhisme yaitu śabdavidyā (analisis wacana); śilpasthānavidyā (seni); cikitsāvidyā (kedokteran diagnostik); hetuvidyā (logika, epistemologi); adhyātmavidyā (metafisika). Salah satu teks non Buddhis yang menjadi pegangan siswa adalah buku karangan Panini , Aṣṭādhyāyī tentang tata bahasa Sansekerta, yg banyak membantu dalam penelitian dan perdebatan.

Perpustakaan merupakan bagian terpenting dari sebuah universitas. Perpustakaan utama Nalanda diberi nama Dharma Gunj atau yang disebut Mountain of Truth (Gunung Kebenaran). Terbagi menjadi tiga gedung yang masing-masing gedung terdiri dari sembilan tingkat yang diberi nama Ratnasagara atau Sea of Jewels, Ratnodadhi atau Ocean of Jewel  dan Ratnaranjaka atau Jewel Adorned. Bangunan bertingkat perpustakaan Nalanda diklaim sebagai salah satu diantara gedung tertinggi di dunia pada zamannya. Manuskrip- manuskrip yang ada dalam perpustakaan tersebut berjumlah jutaan manuskrip.  Perpustakaan juga memberikan ruangan kepada pendatang untuk menyalin manuskrip yang ada. Seperti Xuanzang yang tinggal selama 17 tahun di Nalanda, menyalin ratusan manuskrip dan menterjemahkannya ke bahasa Cina.

Mahasiswa yang belajar di Nalanda tidak dikenakan biaya. Untuk membiayai seluruh aktivitasnya, universitas menerima berbagi sumbangan. Setiap harinya Nalanda menerima sumbangan 1000 kg beras dan ribuan kilogram susu serta mentega. Raja memberikan dermanya kepada universitas melalui pengiriman uang yang dilakukan oleh seratus desa yang dibebaskan membayar pajak oleh kerajaan.

Tercatat pada abad ke-7, ada 10.000 mahasiswa dan 1500 profesor berada di universitas ini. Alumni dari universitas Nalanda sangat dihormati dan disegani baik di India maupun di luar India. Sebut saja nama- nama pemikir terkenal pada saat itu seperti : Nagarjuna, Dharmakirti, Shilabhadra (529–645), dan Dharmapala (530-561), semuanya merupakan lulusan Nalanda.

Pembangunan Kembali Universitas Nalanda

Pembangunan kembali Universitas Nalanda dinsiatifi oleh Presiden India A.P.J. Abdul Kalam pada tahun 2006. Kemudian usulan untuk menjadikan Universitas Nalanda menjadi universitas internasional  muncul di Second East Asia Summit di Fhilipina pada tahun 2007 dalam rangka untuk meningkatkan kerjasama pendidikan di tingkat regional Asia. Pematangan usulan dilakukan pada Fourth East Asia Summit di Thailand pada tahun 2009. Mendorong Universitas Nalanda yang akan dibangun tersebut terhubung dan  memiliki jaringan dengan pusat-pusat keunggulan  yang ada di Asia Timur sehingga akan dapat membangun komunitas belajar dimana siswa, akademisi, dan peneliti dapat bekerjasama, sebagai symbol spritualitas yang dapat menyatukan umat manusia. East Asia Summit sendiri terdiri dari 18 negara termasuk di dalamnya adalah Indonesia

Berdasarkan memorandum of understanding di East Asia Summit tersebut, India  membuat sebuah UU khusus untuk mendirikan Universitas Nalanda  di negara bagian Bihar yang disepakati oleh parlemen India pada tahun 2010 “ The Nalanda University Act, 2010 (No. 39 of 2010)`. Di dalam UU tersebut dinyatakan bahwa Nalanda merupakan lembaga internasional yang menyelenggarakan kajian intelektual, filosofis dan spiritual serta mendorong adanya jaringan dengan pusat-pusat keunggulan yang ada di Asia Timur.

Dalam perkembangannya telah ditunjuk sebagai Vice Chancellor  pertama adalah Dr.Gopa Sabharwal. Perkuliahan akan dimulai pada tahun 2014. Membuka kelas S2 dengan jurusan awal yang akan ditawarkan adalah Ekologi, Lingkungan, dan juga sejarah. Universitas akan menggunakan konsep asrama seperti Universitas Nalanda Kuno. Akan menjadi institusi sekuler biarpun dalam kajiannya termasuk juga kajian tentang religi.  Siapa mahasiswa Indonesia yang akan mengulang sejarah nenek moyang kita berkuliah di Universitas Nalanda?

Upendra Thakur (1995), Buddhist Cities in Early India: Buddha-Gayā, Rājagṛha, Nālandā, Delhi, Sundeep  Prakashan, p. 77.

Merupakan jendral dari Sultan Qutb-ud-din Aibak. Sultan yang berkebangsaan Turki ini mendirikan dinasti Ghulam atau disebut juga Kesultanan Mamluk di India. Ini merupakan dinasti pertama dari lima dinasti yang menjadi kesultanan Delhi dari 1206-1290. Dinasti ini yang mendirikan Qutub Minar dan Mesjid Quwwat Al- Islam.

Merupakan salah seorang filosof Buddha yang sangat berpengaruh setelah Sidhartha Gautama.  Ia merupakan penggagas aliran filsafat Madhyamaka atau Middle Path (Jalur Tengah) dalam Buddha Mahayana. Beliau juga mengembangkan filsafat Prajnaparamita atau disebut juga dengan Perfection of Wisdom di Universitas Nalanda. Ia pula yang memperkenalkan konsep Sunyata atau  kekosongan dalam ajaran Buddha

Merupakan sarjana yang berasal dari Sumatera di abad ke 7. Merupakan salah seorang pangeran Sriwijaya dari dinasti Syailendra. Ia belajar agama Buddha di Sriwijaya kemudian pindah ke India dan menjadi pengajar pada Universitas Nalanda. Beliau adalah salah seorang penggagas  logika filsafat India dan pencetus teori atomisme Buddha (berkaitan dengan filsafat alam)

Merupakan seorang pengajar di universitas Nalanda . Beliau terkenal sebagai seorang filosof dan merupakan tutor dari pendeta China Xuanzang. Ia juga dikenal ahli dalam mengajarkan Yogacara (latihan fisik yang dikenal oleh Buddha Mahayana)

Merupakan sarjana lulusan Nalanda.  mentor dari Shilabhadra dan pernah menjadi Rektor di universitas Nalanda.

Referensi :

1.Upendra Thakur , Buddhist Cities in Early India: Buddha-Gayā, Rājagṛha, Nālandā, Delhi, Sundeep  Prakashan, 1995

2.Sally Hovey Wriggins, The silk Road Journey with Xuanzang,USA,  Westview Press, 2004

3. Tansen Sen,    The Travel Records of Chinese Pilgrims Faxian,  Xuanzang, and Yijing, journal of education of Asia EDUCATION ABOUT ASIA Volume 11, Number 3 Winter 2006

4.Nalanda University Project Takes Major Step Forward, http://www.admissionjankari.com/News-Details/Nalanda-University-project-takes-major-step-forward , 03 Desember 2013

SOURCES FOR CROSS-CULTURAL ENCOUNTETWEEN ANCIENTCHINA AND ANCIENT INDIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun