Mohon tunggu...
JadiPergi
JadiPergi Mohon Tunggu... Editor - Wisata Libura Kamu
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Temukan inspirasi liburanmu di sini

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menapaki Jejak Putri Mandalika di Festival Bau Nyale

23 Januari 2019   10:05 Diperbarui: 23 Januari 2019   12:25 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada di jajaran 15 besar pulau terbaik dunia versi Travel and Leisure, Lombok memang menyimpan panorama pantai yang terkenal dengan kealamian dan keindahannya. Mulai dari Pantai Senggigi yang merupakan ikon pulau Lombok, sampai sebuah pantai dengan pasir berwarna pink yaitu Pantai pink. Tapi bagaimana bila kamu kesini nggak hanya memandangi keindahannya tapi juga turut serta dalam festival rakyat? Pasti seru, kan?

Festival rakyat yang terkenal hingga ke mancanegara ini bernama Festival Bau Nyale. Festival ini diadakan setiap tahun dengan acara inti mengumpulkan cacing nyale. Tak hanya warga setempat saja, turis-turis pun juga ikut mencari cacing nyale ini. Biasanya diadakan sekitar bulan Februari dan Maret yaitu tepat pada tanggal 20 di bulan kesepuluh kalender Suku Sasak. Tahun ini jatuh pada tanggal 24-25 Februari 2019. Itu artinya nggak sampai sebulan lagi. Sebelum ke sana, kenal lebih jauh yuk tentang festival ini!

Legenda Putri Mandalika

Awal mula festival ini memang dari sebuah legenda yang dipercayai masyarakat suku Sasak. Dahulu kala, terkenal nama seorang putri bernama Putri Mandalika karena paras dan kepribadiannya. Sehingga banyak pangeran dan pemuda terpikat kemudian mereka pun melamar sang putri. Sang raja pun menyerahkan pilihan pada anaknya. Putri memutuskan untuk mengumpulkan para fansnya itu di Pantai Seger. Ia sadar akan konsekuensi memilih salah satunya yang bisa mengakibatkan munculnya konflik dan perpecahan.

Keputusan Putri pun begitu mengejutkan. Ia menerima semua lamaran pria-pria tersebut dengan karena ingin melihat rakyatnya hidup tentram dan damai. Sesaat kemudian, Putri Mandalika menjatuhkan dirinya ke dalam laut lalu hilang tersapu ombak. Para pangeran serta pemuda berbondong-bondong menyelamatkan, tapi Putri tak pernah ditemukan. Hanya binatang-binatang kecil yaitu cacing panjang berwarna-warni yang muncul dari laut. Cacing itu pun dipercaya masyarakat sebagai jelmaan Putri Mandalika.

Cacing Nyale

Hidup di dasar laut, cacing laut ini keluar ke pesisir laut untuk melakukan aktivitas pemijahan atau menjalani musim kawin secara massal. Siklus reproduksinya ini dipengaruhi benda-benda angkasa seperti bulan dan matahari, makanya kemunculannya hanya setahun sekali.

Selain di pantai Lombok, cacing nyale juga ada di Pantai Wanokaka, Sumba Barat dan dijadikan ritual adat dalam rangkaian festival tahunan Pasola. Sebenarnya cacing nyale ini gak hanya di Indonesia saja, tapi juga di berbagai belahan dunia seperti Kepulauan Samoa, Teluk Mexico, dan ada juga di pantai-pantai di Jepang, Prancis juga Kepulauan Bermuda.

Bagi kesehatan, cacing laut ini punya banyak manfaat karena memiliki protein yang lebih tinggi dari telur  ayam dan susu sapi. Prof Sri Purwaningsih MSi, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, cacing ini berkhasiat sebagai obat diabet. Di China Selatan sendiri sudah lama dipakai untuk mengobati penyakit tuberkulosis, pengaturan fungsi lambung dan limpa, serta pemulihan kesehatan yang disebabkan oleh patogen.

Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat percaya cacing nyale ini berhubungan dengan rejeki yang akan mereka dapat di tahun itu. Semakin banyak mereka mampu mengumpulkan, maka mereka percaya bahwa mereka akan dapat rejeki yang berlimpah.

Selain itu, bekas bungkus pemanggangan dan air cucian cacing nyale biasanya disimpan oleh warga sekitar untuk sawah mereka. Warga suku Sasak meyakini air itu dapat menyuburkan sawah. Yang tidak mendapatkan cacing nyale bahkan sampai bersedia untuk membeli.

Seperti Legenda, para perempuan yang mengonsumsi cacing ini dengan harapan dapat tampak cantik dan dikerjar banyak pria seperti Puteri Mandalika sementara para pria agar terlihat perkasa seperti mereka yang mengejar Puteri Mandalika. Sehingga cacing nyale ini pun juga diolah sebagai obat kuat.

Festival Bau Nyale

Festival Bau Nyale tak hanya mencari cacing nyale saja. Sebelumnya, akan ada sederet agenda mulai dari Parade Budaya, Aktivitas Pembersihan Pantai, Kompetisi Berselancar dan Voli Pantai, Kompetisi Selfie, Kontes Kecantikan Putri Mandalika, Bazaar Kuliner dan masih banyak lagi. Sedangkan di puncak acara akan ada pentas seni, cilokak, drama kolosal putri mandalika, dan hiburan rakyat.

Lokasi dan Akses Menuju Kesana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun