Cukup kaget juga saya mendengar berita ada salah satu Youtuber terkenal tanah air yang mau menggugat cerai suaminya. Sebenarnya, saya berharap, pasangan tersebut bisa langgeng dan awet, ternyata, ya, koyak juga. Padahal, dari segi harta dan kemewahan, bisa dikatakan, wow! Namun, memang, harta itu tidak menjamin hubungan rumah tangga itu awet. Uang banyak tidak menjamin rumah tangga tidak retak. Â
Bercerai memang termasuk bagian dari dinamika kehidupan pernikahan. Kalau puncak tertinggi pernikahan itu adalah poligami, sedangkan puncak terendah, eh, kok puncak terendah, maksudnya bagian paling rendah itu adalah berpisah secara agama maupun negara. Betapa banyak orang yang bercerai setiap harinya. Dalam keluarga saya, juga ada beberapa yang memilih untuk bercerai saja.Â
Penyebab bercerai ini memang macam-macam. Bahkan, dalam keluarga saya, ada juga yang bercerai secara baik-baik. Maksudnya, hampir-hampir tidak ada masalah yang berarti atau berat sekali, tetapi tetap bercerai juga. Bahkan, suaminya yang menganjurkan si istri untuk memilih alasan tidak diberikan nafkah. Prosesnya cukup mudah, meskipun tetap membutuhkan waktu.Â
Teringat Sejarah
Dalam sejarah umat Islam, ada dua nabi yang keluarganya membangkang. Satu adalah Nabi Nuh alaihissalam, satunya adalah Nabi Luth alaihissalam. Kedua istri nabi tersebut akan dimasukkan ke dalam neraka karena keduanya menentang dakwah suaminya. Mereka ikut bergabung dengan orang-orang yang menjadi musuh suaminya. Mereka lebih memilih untuk membangkang daripada taat kepada suami, taat kepada perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.Â
Namun, belum pernah dalam sejarah, kita temukan, ada perceraian kedua nabi tersebut. Istri-istri mereka pun tidak menggugat cerai suaminya di pengadilan agama setempat! Padahal, sudah jelas lho, antara suami dan istri berbeda pandangan. Berbeda haluan. Berbeda orientasi, tetapi tidak bercerai juga. Justru, cerainya mereka adalah cerai mati dan benar-benar terpisah selama-lamanya. Suaminya di surga pastinya, sedangkan istrinya di neraka pastinya juga.Â
Dari situ, saya jadi berpikir, secara hukum Islam, jelas lho, bisa menceraikan istri. Faktornya sudah ada, penyebabnya sudah ada, tetapi kok tetap dipertahankan? Itu jelas menjadi bukti bahwa kesabaran para nabi memang luar biasa dan di atas rata-rata. Akhlak mereka memang menjadi bagian dari mukjizat juga. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam juga diberikan mukjizat ini. Akhlak beliau yang tidak tertandingi menjadi keistimewaan yang diberikan Allah kepadanya.Â
Kesabaran itu memang perlu. Berpikir ulang dan terus berpikir ulang itu juga perlu. Untungnya, hak cerai itu melekat pada suami. Coba, diletakkan pada istri. Mungkin dalam sehari, bisa 10 kali, si istri mengucapkan "cerai" atau "talak" kepada suaminya saking emosinya. Laki-laki, sejauh yang saya tahu, diberikan logika dan pemikiran yang lebih matang, tidak sekadar main perasaan. Tidak mudah baper, meskipun hobinya makan wafer!
Bercerai memang mendatangkan konsekuensi. Bercerai pastilah menimbulkan akibat. Dan, yang menjadi korban paling besar itu adalah anak-anak, apalagi jika mereka masih kecil. Biasanya, serumah ayah dan ibunya berkumpul, kok ini sudah tidak lagi? Biasanya, kedua orang tuanya selalu bersama, ini kok tidak begitu lagi? Mereka jelas akan merasakan kehilangan. Mereka jelas akan merasa dunianya tidak sama lagi. Dan, hal itu akan makin diperparah jika ada bully dari sesama temannya tentang kondisi pernikahan kedua orang tuanya.Â
Mencontoh Para Artis
Sejak saya masih remaja, cieh-cieh, berita seputar artis memang kadang saya konsumsi juga. Berita pernikahan, berita perceraian juga. Saya teringat berita tentang artis yang tidak lama menikah, sudah bercerai juga. Saya pun jadi berpikir, ini cerainya direncanakan kah? Jangan-jangan ketika akad nikah, atau ketika malam pertama, mereka sudah berdiskusi, "Nanti dua tahun lagi kita cerai, ya! Biar berita kita diangkat lagi sama media!"
Entah itu benar, entah itu tidak salah, tetapi bisa jadi begitu bukan? Artis ini 'kan selalu lekat dengan media karena di situlah mata pencahariannya. Di situlah mereka mencari makan dan minum tentunya. Makan tanpa minum, seret juga, lho!Â