Malah, sejak terima SK CPNS, mereka sudah menggadaikannya. Pihak bank jelas menyambut baik. Para PNS dan CPNS tersebut lebih didahulukan pelayanannya dibandingkan golongan lain yang juga mengajukan kredit.Â
Alasannya sederhana saja. PNS ada gajinya tetap. Itu berarti pemasukan rutin bagi bank. Bandingkan dengan kelompok pedagang atau pengusaha misalnya.Â
Apakah selalu saja ada penghasilan tetap? Hem, boro-boro. Belum tentu juga kalee. Bisa saja bulan ini ada pemasukan, bulan depannya bangkrut. Ya 'kan? Bisa saja bukan? Hah, bukan?Â
Padahal, dilihat dari segi agama Islam, meminjam uang di bank itu riba. Termasuk dosa besar. Ancamannya sampai diperangi oleh Allah dan rasul-Nya, lho! Namun, ya, begitulah, masih banyak yang tidak terlalu peduli. Bagi mereka, perkara uang dan dunia lebih penting daripada nanti urusan akhirat. Subhanallah.Â
Dari kenyataan semacam itu, rasa-rasanya memang ada kekhawatiran jika menerima uang pensiun dalam jumlah sampai miliaran rupiah, bagaikan durian runtuh dari langit.Â
Jika tidak dilakukan perhitungan yang cermat, jangan sampai terjadi seperti MH di awal tulisan ini. Terlihat kaya di awal, tetapi langsung drop surut di akhir.Â
Menyambut Pensiun
Secara normal, jika saat ini PNS masih aktif, maka nantinya akan pensiun juga. Baik itu pensiun dari profesinya sebagai PNS, maupun pensiun betul-betul dari kehidupan dunia ini.Â
Sebelum masa itu terjadi, memang perlu dipersiapkan, terutama dari aspek dana itu sendiri. Apakah sudah yakin bahwa ketika menerima uang pensiun nanti, itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup? Bagaimana jika kurang?Â
Saya membaca, ada yang menginvestasikan uangnya sekarang untuk membeli tanah. Katanya, tanah itu tidak pernah bertambah, sementara jumlah penduduk makin bertambah. Harga tanah akan selalu naik, apalagi jika tanah di atas pegunungan, untuk menuju ke sana mesti naik dulu.Â
Ada pula yang investasi dalam bentuk pertanian. Membeli sawah misalnya. Hasil pertaniannya untuk ditabung, sementara kebutuhan sehari-hari diambilkan dari gaji sebagai PNS. Itu jelas ketika belum pensiun artinya masih segar-segarnya.