Dalam kehidupan berumah tangga, pastilah banyak kebutuhan. Baik itu kebutuhan suami, istri, anak-anak, maupun kebutuhan satu keluarga utuh tersebut.Â
Kalau berdasarkan ilmu yang kita dapatkan waktu sekolah, itupun kalau kita pas tidak membolos, ada tiga kebutuhan. Pertama, primer. Selanjutnya sekunder, lalu  yang ketiga disebut tersier.Â
Kebutuhan primer otomatis harus dipenuhi terlebih dahulu. Biasanya sih mencakup lima hal. Mulai dari sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan.Â
Dahulu, kita mengenalnya cuma tiga, seperti yang saya sebutkan di paragraf sebelumnya, masih ingat bukan? Nah, antara sandang, pangan, dan papan, mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu?Â
Apakah mau makan (pangan) dahulu, tetapi tidak pakai baju (sandang)? Atau harus pakai baju dahulu, baru makan? Tapi, jika sudah pakai baju dan makan, belum ada papan, di mana dong tempatnya?
Yang jelas, bersyukurlah kita yang bisa memenuhi ketiganya. Ada makanan enak di rumah, Alhamdulillah, bagi dong! Ada pakaian yang bertumpuk di lemari, waow! Ada pula papan yang bagus. Bahkan, bukan hanya papan, melainkan sudah rumah batu. Kalau bicara papan, mungkin dia tinggal di Kota Balikpapan. Lho, apa hubungannya coba?
Menyimpan Stok
Rumah tangga yang bahagia itu memang tercukupi kebutuhannya. Sebenarnya, kebutuhan ini memang tidak akan pernah habis. Selalu saja ada. Dan, begitulah manusia, selalu saja tidak pernah akan cukup. Seandainya diberi satu bukit emas, niscaya akan meminta bukit emas lagi. Padahal, harga emas sekarang sedang naik. Lah..
Menyikapi kebutuhan rumah tangga ini, kecenderungan sekarang memang disimpan. Istilahnya adalah stok. Bagaimana cara menyimpannya? Oh, tentu saja bisa, ada kulkas di rumah. Ada yang satu pintu, dua pintu, tetapi sepertinya hanya ada pintu, tanpa ada jendela.Â
Apa saja yang bisa dijadikan stok? Oh, banyak. Contohnya, daging. Sejak Idul Adha yang lalu, sebuah rumah bisa menyimpan daging dalam waktu yang lama, asalkan masuk di dalam freezer. Itu bisa dalam jangka satu bulan lebih.Â
Apalagi bagi rumah tangga yang berkurban satu ekor sapi. Masya Allah, mungkin stok dagingnya banyak di kulkas. Mertua saya pernah begitu sampai kulkasnya penuh dengan daging.Â