Dari dulu, salah satu sumber kebahagiaan bagi saya adalah bisa membaca buku-buku bermutu, ditambah lagi dengan terbaru, tambah asyik. Waktu saya masih tinggal di kota kelahiran saya, Jogja, saya rutin membeli buku. Namun, karena sekarang saya tinggal di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, akses untuk membeli buku tidaklah semudah di Jogja. Untuk bisa mendapatkan buku berkualitas, saya mesti membelinya lewat online.
Kalau lewat online, maka butuh yang namanya pengiriman. Istilahnya di sini adalah ekspedisi. Bukan ekspedisi alam gaib lho ya, nanti malah jadinya uka-uka. Hehe...
Salah satu ekspedisi yang telah banyak berjasa dalam hidup saya adalah JNE. Perusahaan ini mampu menjangkau daerah yang jauh dan agak susah terjangkau seperti di Bombana ini. Terlebih waktu saya datang di sini, jalanan penghubung dari Kendari ke Bombana masih banyak yang rusak, berlubang, berdebu waktu kemarau, becek sekali waktu hujan.
Saya pun terus berpikir, tentang mesin air tadi, saya harus memikirkan kemanfaatannya. Mesin tersebut mengalirkan air untuk orang lain, mungkin dipakai untuk wudlu, mandi, mencuci, maupun membersihkan rumah, bukankah semua itu bermanfaat? Bahkan tidak cuma Pak S dan tetangga baru yang mengontrak itu, tetapi juga Bu K, istri seorang camat dan Bu E, seorang PNS guru, ikut memanfaatkannya. Ditambah dengan keluarga dari Pak H yang sekarang menempati rumahnya. Pak H sudah pindah ke Kendari.
Buat apa harus dongkol? Niatkan saja sebagai sedekah. Selain itu, mengisi hati agar tidak dihinggapi penyakit dengan rutin menyantap buku bermanfaat yang dikirim melalui JNE.
Dalam hal membiarkan mesin tersebut dimanfaatkan orang lain dan tidak menagih patungannya lagi, Insya Allah termasuk berbuat baik kepada tetangga. Apa definisi berbuat baik kepada tetangga? Seorang ulama bernama Amir bin Syarahill Asy-Sya'biy berkata, "Bertetangga yang baik tidak semata dengan menahan diri dari mengganggu tetangga, tetapi bertetangga yang baik adalah dengan bersabar atas gangguan mereka."
Selain itu, saya ingat dan kaitkan dengan filosofi kerja dari JNE itu sendiri. Daerah yang jauh dengan jauh saja bisa terhubung dengan manis. Misalnya, dari pintu rumah seseorang di Aceh, bisa tersampaikan ke pintu rumah temannya di Papua. Hal itu karena JNE juga.
Nah, kalau yang jauh dengan jauh saja bisa dihubungkan, maka mestinya saya juga mencontohnya. Sebab, antara pintu rumah saya dengan Pak S hanya beberapa langkah saja jaraknya. Masa hubungan tersebut mau dibuat jauh? Mau dibuat renggang? Berbagi, memberi, dan menyantuni harus menjadi bagian dari kehidupan saya. Belajar dari JNE yang sudah memasuki 3 dekade bahagia bersama.
#JNE #JNE30tahun #connectinghappiness  #30tahunbahagiabersamaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H