Mohon tunggu...
Jacobus Simon Bolleng
Jacobus Simon Bolleng Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pekerja keras dan cinta akan musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Segitiga Restitusi di Lingkungan Sekolah

28 Agustus 2024   12:10 Diperbarui: 28 Agustus 2024   12:23 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Segitiga restitusi, dua kata yang asing di telingan kita. Tapi bagi tenaga pendidik, dua kata ini mungkin sudah pernah dipelajari bahkan sementara diterapkan di lingkungan sekolah masing-masing. Ya, suatu proses dialog yang dijalankan oleh guru atau orang tua, agar dapat menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggungjawab. Pakar pendidikan Dyan Gossen yang mengembangkan segitiga restitusi ini. Bagian dasar dari segitiga restitusi ini bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. Anak yang melanggar peraturan karena sedang mencari perhatian adalah anak yang sedang mengalami kegagalan. 

Dia mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan. Kalau kita mengkritik dia, maka kita akan tetap membuatnya dalam posisi gagal. Kalau kita ingin ia menjadi reflektif, maka kita harus meyakinkan si anak, dengan cara mengatakan kalimat-kalimat ini: Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu; Kita bisa menyelesaikan ini; Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini. 

Sisi dua segitiga restitusi memvalidasi kebutuhan atau validasi tindakan yang salah. Dasar kepercayaan dari sisi dua segitiga restitusi ini Setiap tindakan yang dilakukan manusia baik atau buruk memiliki alasan atau tujuan. Tujuan dari setiap tindakan tersebut adalah memenuhi kebutuhan dasar ketika kita memahami kebutuhan dasar yang melatar tindakan kita kita bisa memilih tindakan terbaik untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut. 

Prinsip dasar dari sisi dua segitiga restitusi ini percaya bahwa setiap saat mengingat konteksnya dan caranya memandang dunia seseorang selalu melakukannya yang terbaik. Dua akibat dari prinsip segitiga ini dimaknai sebagai 1. seseorang tidak pernah mengambil pilihan yang terburuk 2. seseorang bisa melakukan hal yang lebih buruk. Hal ini juga berarti Jika ada hal yang lebih buruk untuk dilakukan Berarti ada pilihan yang lebih baik. Restitusi tidak menyarankan guru untuk menyampaikan pada murid bahwa perilaku negatif atau melanggar aturan adalah hal yang baik tetapi dalam restitusi guru harus memahami alasannya. 

Memahami alasan atau kebutuhan dibalik perilaku seseorang merupakan langkah penting dalam berpindah dari evaluasi diri menuju restitusi diri. Penting bagi seseorang untuk memahami dampak dari perbuatannya pada orang lain. Mengerti bahwa semua orang memiliki kebutuhan dasar bertahan hidup, cinta dan kasih sayang, penguasaan, kebebasan dan kesenangan.  Perasaan sedih dan kesepian menggambarkan kebutuhan cinta yang tidak terpenuhi. Kemarahan menandakan kebutuhan akan kekuatan. Perasaan tertekan sesak atau terbebani merupakan sinyal dari kebutuhan akan kebebasan. Murid-murid perlu memahami bahwa perasaan negatif mereka merupakan sinyal yang memberitahu bahwa ada kebutuhan diri mereka yang. 

Murid-murid perlu tahu bahwa rencana restitusi disiplin diri melibatkan ketetapan untuk memenuhi kebutuhan mereka tanpa melanggar kebutuhan orang lain. Sisi yang terakhir dari segitiga restitusi ini adalah menanyakan keyakinan. Nilai-nilai keyakinan ini dapat berupa aspirasi sosok yang dicita-citakan oleh murid-murid. Nilai-nilai ini dapat pula berupa keyakinan yang telah disetujui sebelumnya baik oleh kelas keluarga maupun sekelompok murid-murid. Misalnya dia mengidolakan sosok yang santun jujur berani bertanggung jawab dan lain sebagainya. 

Manusia melakukan sesuatu karena termotivasi secara internal. Sisi 3 segitiga restitusi percaya bahwa nilai-nilai keyakinan atau aspirasi sosok yang dicita-citakan ini membuat murid-murid termotivasi berperilaku tertentu. Oleh karena itu penting bagi kita untuk memahami latar belakang murid. Dengan mempelajari segitiga secara restitusi mudah-mudahan kita dapat menerapkan restitusi demi mencapai disiplin positif dan menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi murid-murid kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun