Mohon tunggu...
YAKOB ARFIN
YAKOB ARFIN Mohon Tunggu... Buruh - GOD LOVES TO USE WHO ARE WILLING, NOT NECESSARILY THE CAPABLE

Addicted by Simon Reeve which experts conflict resolution documentary with his journey around the Carribean

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Warna-warni Langit Palmerah, Memotret Awan di Ujung Tempo

9 Juli 2016   04:02 Diperbarui: 9 Juli 2016   07:14 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
I touch the sky when my knees hit the ground, 28 April 2016. FOTO: YAKOB ARFIN

Lapisannya mengandung gas dan udara, dengan paduan warna yang tak pernah statis, seolah memperlihatkan langit sebagai  kanvas alam tanpa berkas upaya jemari manusia.

Tiap sore memasuki senja, menjadi ruang waktuku untuk menikmatinya selepas upaya bekerja. Penat, jenuh serta bosan pun mendadak hilang, mana kala mata menatapnya menerawang jauh memahami pribadinya yang luas di angkasa raya.

Tertegun sembari memangkukan dagu di telapak tangan, membiarkan dua bola mata ini yang masih diijinkan menyaksikan mentari bersemarak menyingsing ke barat.

Kadang cerah, kadang redup mendung. Kadang sayu, kadang pula guratnya penuh semangat. Sementara Tempo di ujung barat jendela selalu siap menjadi kawan, bersalut gelap menjadi siluet dalam tempo yang singkat.

Di kamar berbayar inilah ku dokumentasikan langit yang tak kalah teduhnya dari pemandangan di puncak Tengger. Langit Palmerah, juga langit ibukota yang mulai bergeliat menampakkan pribadi sebenarnya yang liar, usai mega terbenam di ufuk barat.

Dari jendela berbayar, Tempo menyembul menyalakan pijar. Megapolis, 7 Februari 2016 (FOTO: YAKOB ARFIN)
Dari jendela berbayar, Tempo menyembul menyalakan pijar. Megapolis, 7 Februari 2016 (FOTO: YAKOB ARFIN)
Dengan bekal kamera seadanya inilah, ia ku abadikan mewakili ingatan yang lekas pudar.

Kegembiraan di kostan ini salah satunya adalah, tiap hari nyaris disaji mega jingga. Oase yang bersemarak dalam tatanan kota yang tipis tenggang rasa. 

El nino masih menguasai alam raya. Gerah membulirkan keringat kecut pekat. 

6 Februari 2016 (FOTO: YAKOB ARFIN)
6 Februari 2016 (FOTO: YAKOB ARFIN)
Dan Tempo itu menjulang semampai, mengarak awan nan tak sampai menuju langit senja. Dihilir semilir ke selatan sana. 

Lalu, pemandangan langit berbalut ungu oranye ini rasanya agak istimewa. Barangkali spesial untuk hari itu (14/2) yang katanya hari kasih sayang. Hangat, lembut menyengat mata.

14 Februari 2016. #NoFilter (FOTO: YAKOB ARFIN)
14 Februari 2016. #NoFilter (FOTO: YAKOB ARFIN)
Seperti kata ungkapan, hari tak selalu berjanji kan selalu cerah. Kadang La Nina juga harus memenuhi panggilannya bergelut bermain air memandikan kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun