Mohon tunggu...
Jackye Firsty Aruro
Jackye Firsty Aruro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Manusia Merdeka

Ketika Aparat Penegak Hukum Kehilangan Integritas, Maka keadilan Hanya Akan Menjadi Milik Kaum Pemodal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"HIPOTESIS"

10 November 2021   00:34 Diperbarui: 10 November 2021   18:02 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"SIAPAKAH KAMU" ?


Sebuah pertannyaan pertama yang tertera pada selembar surat untuk Sophie Amundsend gadis kecil yang berusia 14 tahun. Surat tersebut tidak memiliki perangkop atau tidak ada identitas penggirimnya, sengaja dikirim oleh seorang guru misterius yang ingin memperkenalkan pelajaran filsafat untuk Sophie, surat itu ditemukan oleh Sophie pada kotak surat tepat dihalaman depan rumahnya. Hanya ada dua kata "SIAPAKAH KAMU" serta sebuah tanya tanya besar yang tertuliskan pada selembar surat itu.

Bertolak dari pertanyaan di atas, menurut hemat saya bahwasannya pertanyaan ini lebih cenderung pada diri (pripadi) kita sebagai manusia. Sari patinya ialah bahwa aku adalah aku, aku tidak bisa menjadi seperti orang lain dan sebaliknya orang lain tidak bisa menjadi seperti aku.

Sejatinya hal ini tendensinya lebih ke konteks penampilan atau betuk tubuh kita. Artinya sebagai manusia wajib hukumnya kita menghargai dan bersyukur dengan apa yang saat ini kita miliki, tidak perlu membandingkan kekurangan kita dengan kelebihan orang lain yang dampknya membuat kita merasa minder, apa lagi soal materi ataupun soal bentuk tubuh karena menurut hemat saya hal-hal tersebut bukanlah tolak ukur menjadi manusia, seharusnya parameter menjadi manusia sejati adalah bagaimana kita bertindak secara dewasa serta mampuh berpikir rasional untuk menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan esensial dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya kita memikirkan apa solusi tepat untuk menghilangkan sistem yang serba menindas disaat ini.

Terlepas dari situ coba bayangkan ketika selama kita hidup kita hanya mengurus atau mengutamakan penampilan dan/ atau bentuk tubuh agar terlihat indah serta menarik, lantas apa makna hidup kita sebagai manusia ?
Kelak kita semua akan sampai pada suatu titik dimana kita tidak berada lagi didunia ini (Mati). Tubuh yang kerap dipoles hingga menjadi bentuk yang indah dan memikat tidak ada gunanya karna ia akan hancur hingga menyatuh dengan tanah.

#NASIHAT_UNTUK_DIRI_SENDIRI.

                          ~REFERENSI~
Buku :
Gaarder Jostein. Dunia Sophie. Pt Mizan Pustaka. hlm 27.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun