Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Whisky 4,5 Liter

7 Januari 2010   03:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:35 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di kawasan Kawangkoan Minahasa Sulawesi Utara (Sulut), ada satu warung kopi yang unik dan maknyos. Namanya Rumah Kopi 'Gembira'. Gembirakah saya mampir di sana? Ternyata tidak. Saya justru kaget mendapati botol minuman beralkohol berukuran setinggi 50 sentimeter.Johnnie Walker merupakan sebuah perusahaan asal Skotlandia yang menghasilkan berbagai macam whisky. Perusahaan ini umumnya menghasilkan macam-macam minuman alkohol. Seingat saya, Johnnie Walker menjadi sponsor resmi tim McLaren di ajang Formula 1. Sebenarnya, kedai kopi ini mirip dengan kedai kopi seperti di daerah lainnya, seperti warung kopi di Sumatera Utara. Cuma, yang membedakan kedai kopi ini, yakni adanya penempatan beberapa botol berukuran besar, yang diletakkan di meja kasir. Di meja itu, terdapat Johny Walker Scotch Whisky tipe black label dan red label, dengan komposisi alkohol 43 persen. Selain Johny Walker 4,5 liter yang dikemas dalam botol besar, juga ada Chivas Regal dan beberapa botol besar lain tapi saya lupa namanya. Kebetulan, saya berjumpa dengan sang pemilik kedai, Herman Susanto, yang saat itu sedang duduk di kursi kasir. Saya sengaja hanya memesan kopi gingseng hangat, agar bisa mengobrol lebih benyak dengan Herman. Maklum, cuaca di Minahasa saat ini sering diguyur hujan, dan suhu udara yang cukup dingin di sepanjang jalan. Herman pun akhirnya menyambut sapaan saya dengan hangat. "Minuman ini memang koleksi saya, dan tidak untuk dijual," kata Herman. Ia kemudian bercerita, semasa mudanya bekerja sebagai anak buah kapal (ABK), sehingga sering berpergian jauh. Sama seperti saya, Herman ternyata bukan penikmat minuman keras. Botol-botol besar minuman keras itu, merupakan koleksinya, saat ia bertugas di perairan Filipina. Saat bertugas di atas kapal, Herman mengaku mengkonsumsi minuman keras, untuk alasan menjaga stamina tubuh, khususnya saat menghadapi cuaca buruk di laut. Usia Herman kini tak lagi muda. Pria keturunan Tionghoa ini, kini menghabiskan sisa hidupnya membuka kedai kopi. Baginya, kedai kopi lebih membuat banyak manfaat baik bagi masyarakat, daripada menjual minuman keras seperti jenis minuman beralkohol bernama 'Cap Tikus' yang sangat populer di Sulut. Saya pun kembali mengambil cangkir saya, dan menyeruput kopi gingseng yang tersisa. Tak sengaja mata saya tertuju ke arah botol besar Johnnie Walker. Saya tatap dalam-dalam botol tersebut. Alamak! Kok kopi ini terasa luar biasa saat mengalir di tenggorokan. Bisa jadi, botol-botol besar minuman keras itu, menjadi sensasi tersendiri bagi penikmat kopi. Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun