Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Reformasi PSSI dan Masa Depan Atlit

29 Maret 2011   04:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:20 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1301367578627790084

Era baru PSSI, segera dimulai. Ini tak lain setelah Pemerintah melalui Menegpora Andi Malarangeng membekukan kepengurusan PSSI, menyusul kisruh Kongres PSSI di Pekanbaru Riau beberapa waktu lalu.

Angin perubahan atau babak baru perselisihan?

Entahlah. Bagi saya, masa depan PSSI masih kabur. Apa pun istilah perubahan di tubuh PSSI belum terasa bagi insan olah raga nasional dan masyarakat luas. Bola pun masih jadi rebutan di lapangan sepak bola. Mengutip rekan Kompasianer Edy Priyatna, lapangan hijau sedang memulai pertandingan baru antara Kesebelasan Nurdin Halid dan Kesebelasan Andi Malarangeng.

Barangkali, ini adalah pertandingan seru bagi sebagian kalangan. Seru, karena keduanya bersikukuh pada pendirian masing-masing. Tapi di lain pihak, ini adalah ‘pertandingan’ yang membosankan sepanjang sejarah sepak bola dunia, karena melibatkan tim yang tak cakap bermain sepak bola sebenarnya.Apa yang terjadi setelah Pemerintah tak mengakui kepemimpinan PSSI di bawah Ketua Umum Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal Nugraha Besoes? Menurut keputusan pemerintah yang ditanda-tangani Andi Malarangeng dan Ketua KONI/KOI Rita Subowo, semua fasilitas negara yang digunakan para pejabat struktural PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid, dicabut. Pemerintah juga menghentikan sementara waktu penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara hingga kepengurusan PSSI periode 2011-2015 terbentuk.

Kita belum tahu, apakah Kesebelasan Nurdin akan menemui jalan buntu setelah fasilitasnya dicabut. Kita juga tak dapat menduga-duga, apakah Nurdin Cs akan melancarkan serangan balik yang dapat menembus barisan pertahanan lawan. Setidaknya dalam tayangan TV One Senin malam (28/3), Nurdin dan Andi sedang melancarkan psy war menjelang pertandingan sesungguhnya.

Kapan pertandingan itu dimulai? Entahlah. Cuma mereka yang tahu. Dan media massa pun menjadi korban pertandingan membosankan, yang konon seru itu. Media massa akhirnya terbawa arus euphoria, antara isu reformasi PSSI dan pertandingan kesebelasan Nurdin Vs Andi.

Saya cuma bisa berharap sebuah permintaan kecil di berita peristiwa ini. Semoga media massa tidak melupakan isu klasik untuk masa depan atlit sepakbola, dan olah raga nasional tentunya. Reformasi PSSI adalah penting, tapi yang lebih penting adalah meningkatkan kesejahteraan insan olah raga. Ini adalah isu klasik yang selalu muncul ketika setiap atlit berhasil menggapai prestasi. Atlit yang tak produktif lagi pun tentunya memiliki suara yang tak kalah lebih penting, daripada peserta Kongres PSSI yang memiliki hak suara.

Maka dari itu, suarakanlah isi hati para atlit. Berikanlah mereka jaminan masa depan yang lebih baik. Jangan sampai nanti terdengar keluh-kesah kehidupan atlit yang terbelit utang-piutang, karena tak memiliki penghargaan yang layak dari negara.

Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun