Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Puji Tuhan! Emas Pertama dari Cabang Perahu Naga

19 November 2010   09:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:28 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya, lagu kebangsaan ”Indonesia Raya” berkumandang di pentas Asian Games XVI/2010. Bukan dari cabang olah raga primadona bulu tangkis, tapi justru dari cabang perahu naga.

Bahkan, Tim Perahu Naga menyumbang medali emas kedua dari nomor 500 meter di Danau Zengcheng, Guangzhou. Tim Indonesia yang dimotori Abdul Aziz sebagai drumer mencatat waktu tercepat satu menit 44,506 detik (1:44,506). Hasil ini terpaut sekitar satu detik dari pesaing utama, Myanmar dan tuan rumah China.

Bagi saya, ini adalah prestasi yang menggembirakan. Di tengah kondisi memprihatinkan di Tanah Air, mulai dari bencana tsunami Mentawai, letusan Merapi dan banjir bandang Wasior, atlit Indonesia masih mampu membuktikan diri bersaing dengan tim kuat negara lain. Indonesia pun masih menjadi bahan perbincangan hangat media massa, terutama berita-berita negatif seputar pemberantasan korupsi.

Tentunya, hasil gemilang pimpinan tim Tono Suratman ini, bagaikan ‘angin segar dan hujan yang diidamkan ketika musim kemarau berkepanjangan’. Saya sempat tak habis pikir, apa pula cabang olag raga ini? Karena yang saya tahu hanya sebatas cabang olah raga dayung saja.

Apalagi, cabang perahu naga ini sempat tidak dimasukkan Komite Olahraga Nasional Indonesia dalam daftar kontingen Indonesia ke Asian Games XVI 2010 di Guangzhou, China. Nasib tragis justru dialami Taufik Hidayat, yang gagal melaju di partai perempat final cabang bulutangkis. Tampaknya, KONI harus mempertimbangkan untuk melakukan regenerasi di cabang olah raga ini, sekaligus menyusun rencana program jangka panjang.

Rupanya, Tuhan berencana lain. Pemerintah dan masyarakat harus membaca peluang di banyak cabang olah raga, bukan sebatas bulu tangkis dan sepak bola. Meski banyak lapangan olah raga yang digusur menjadi mall dan gedung perkantoran, setidaknya masih ada harapan di cabang olah raga air. Tapi jika danau dan laut juga digusur, ya alangkah bodohnya pemimpin negeri ini !

Salam Kompasiana !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun