Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Penjahat Dibiarkan Kabur, Pahlawan Malah Terusir

15 Juni 2011   09:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:29 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="630" caption="Sang Pahlawan Kejujuran Ny Siami bersama suaminya yang terusir setelah berjuang (Foto: Faiq Nuraini/Surya)"] [/caption]

DUNIA makin terbalik. Yang baik bisa jadi jahat, sedangkan yang jahat terlihat baik. Demikian juga dua kasus yang saya bahas ini. Nunun Nurbaeti dan Sumiati merupakan pribadi yang berbeda 180 derajat.

Nunun Nurbati yang kini di situs resmi interpol populer disebut Nunun Daradjatun, hingga kini tak muncul di Tanah Air karena menjadi tersangka kasus korupsi. Istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun ini terlibat kasus dugaan suap cek pelawat dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang dimenangi Miranda Goeltom pada 2004. Entah sampai kapan Nunun Nurbaeti akan pulang, setelah resmi menjadi buronan internasional di 188 negara.

Sedangkan Siami, adalah figur seorang ibu rumah tangga di Surabaya, yang tampil di garda depan perjuangan sebuah kejujuran. Setelah melaporkan terjadinya kecurangan Ujian Nasional di SDN Gadel 2, Siami dan kluarganya malah diusir dari rumah. Ia dicemooh dan dihina, bahkan nyaris dihakimi massa. Kini, Siami dan keluarga mengungsi di Gresik, kampung halamannya.

Dalam dua kisah ini, saya ingin kita semua membayangkan sebagai sosok Siami. Perjuangan mengungkap kebenaran, akhirnya dibalas dengan hujatan. Pejuang kejujuran harus rela terbeban derita dan air mata. Belum lagi dampak trauma berkepanjangan yang dialami anak-anak.

Bagi saya, kasus yang dialami oleh Siami harus didukung. Dukungan moral yang dilakukan bukan sekedar solidaritas di facebook. Kita harus berani menyatakan Siami adalah orang benar, dan warga yang mengusirnya adalah pelaku yang salah. Dukungan ini bukan berarti kita harus adu fisik dengan warga yang mengusir Siami dan keluarga.

Kuncinya, aparatur pemerintah harus bertindak bijaksana. Sebaiknya jangan menjadi aparatur pemerintah, jika tak mampu menghadapi situasi seperti ini. Kasihan rakyat dibuat bingung. Warga di Surabaya yang mengusir Siami dan keluarga, bisa jadi telah buta kejujuran sejak lama. Mungkin saja, selama ini pemerintah di sana membiarkan kecurangan demi kecurangan terjadi, bahkan melakukannya.

Ada baiknya kasus seperti ini segera ditangani. Pemerintah berbagi tugas di semua lini. Ada yang mengusut kecurangan, ada yang memediasi, ada yang melakukan kampanye damai, ada yang melobi tokoh agama dan tokoh masyarakat, dan ada pula yang mengobati trauma keluarga Siami.

Masalah seperti ini sebaiknya tak perlu ditangani Pak Beye. Itu terlalu lebay dan akan sangat memalukan. Cukup level walikota Surabaya atau gubernur Jawa Timur. Jika keduanya tak mampu, maka artinya mereka tak layak menjadi pemimpin. Seandainya itu terjadi, sebaiknya mereka kembali duduk ke bangku sekolah dasar untuk belajar Pancasila.

Bagaimana dengan Nunun Nurbati alias Nunun Daradjatun? Tentu, (sampai saat ini) masih ada waktu sebelum terlambat. Kita cuma bisa sabar dan berharap, agar Nunun tak seperti Edy Tamzil yang hilang entah kemana.

Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun