Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pasir Putih Gangga

31 Desember 2009   08:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:41 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="355" caption="Foto"][/caption] Awalnya saya agak ragu untuk berwisata ke Pulau Gangga. Selain langit di perairan Teluk Manado yang terlihat kurang bersahabat, wisata dengan menggunakan kapal agak risih dengan bersama anak-anak. Apalagi, beberapa keluarga juga turut serta dengan anak mereka masing-masing. Tapi, karena iba melihat Joseph anak saya yang merengek-rengek ingin berjumpa ikan-ikan di perairan Bunaken, akhirnya kami pun berangkat selepas sarapan pagi. Sebelum berangkat, saya berkonsultasi dengan nahkoda kapal, untuk memastikan cuaca tak berdampak pada keselamatan penumpang. Seluruh peralatan dan kebutuhan sudah siap, dan kapal berukuran 10X3 meter pun berangkat. Perjalanan menuju Pulau Bunaken tampak menyenangkan dan diwarnai senda gurau anak-anak. Sebenarnya, cuaca di kota Manado tampak cerah, namun di tempat tujuan kami tampak mendung. Sekitar 15 menit menjelang tiba di Pulau Bunaken, hujan gerimis turun dan ombak mulai menari-nari. Saat tiba di Dermaga Pulau Bunaken, kami harus turun dari kapal dan menaiki kapal berbeda. Kapal kaca inilah yang memang digunakan untuk menyaksikan terumbu karang Bunaken, yang berjarak sekitar 5 menit dari dermaga. Anak-anak pun senangnya bukan main, saat berjumpa dengan lumba-lumba. Tadinya saya cuek karena sudah pernah melihatnya di Taman Impian Jaya Ancol. Tapi ketika saya lihat lumba-lumba berputar-putar mengelilingi perrahu kaca, saya jadi nyengir sendiri. Rasanya ingin sekali membelai kepala lumba-lumba tersebut. Selepas siang, perahu kaca kembali ke dermaga, dan kemudian menaiki kapal semula untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Gangga, yang jaraknya sekitar 1,5 jam dari Bunaken. Beruntung, cuaca berubah menjadi cerah. Pulau Gangga memang terbilang baru bagi wisatawan. Pasir putih di sepanjang pantai, menjadi daya tarik setiap orang yang datang. Saya pun terkagum-kagum saat tiba di pulau ini. Dan, tanpa dikomando, kami sudah melompat dan berenang di tepi pantai. Beberapa ikan tampak menari-riang di antara kaki, dan terumbu karang yang indah dipandang dengan kacamata renang. Saya sendiri baru tahu, bahwa Sulawesi Utara masih ada objek wisata selain Bunaken. Selama ini menurut kabar media massa, Bunaken menjadi prioritas pembangunan di sektor industri pariwisata. Padahal, yang saya lihat sendiri, Pulau Gangga merupakan salah satu objek wisata yang belum dilirik pemerintah setempat. Mudah-mudahan, jika suatu saat nanti Pulau Gangga menjadi objek wisata alternatif selain Bunaken, tempat ini benar-benar terawat. Pelestarian objek wisata tentu bukan untuk kenyamanan pengunjung, tapi lebih dari itu, yakni untuk menjaga lingkungan hidup yang lestari. Salam Kompasiana !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun