[caption id="" align="alignleft" width="275" caption="AS-RI"][/caption]
Kunjungan Presiden AS Barrack Obama menghasilkan sejumlah agenda penting, khususnya di bidang ekonomi. Keberhasilan mengelola ‘warisan’ tersebut harus di-follow up oleh pemerintah RI dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Investasi Amerika Serikat di Indonesia meningkat, yang ditandai dengan pencapaian investasi negara itu pada kuartal III sebesar 871 juta dollar AS. Bisa jadi, nilai perdagangan antara AS dan RI tidak merefleksikan potensi ekonomi yang seharusnya.
Menurut Menko Perekonomian Hatta Radjasa, investasi AS di Indonesia makin meningkat setiap tahun. Pada 2008 nilai investasi AS mencapai 157 juta dollar AS, pada 2009 mencapai 171 juta dollar AS dan pada kuartal III 2010 telah mencapai 871 juta dollar AS.
Benarkah masih ada ruang bagi kedua negara untuk meningkatkan volume perdagangan?
Ini pertanyaan menarik, yang menjadi tantangan kalangan investor dan pelaku ekonomi di Tanah Air. Departemen dan instansi terkait harus mampu membaca peluang ini, sehingga dapat menumbuhkan perekonomian yang lebih baik.
Menurut Obama, pembangunan di Indonesia, tengah tumbuh. Hal ini tak lepas dari meningkatnya masyarakat kalangan menengah yang pasar baru bagi barang dan jasa.
Usai kunjungan Obama, Indonesia dan Amerika Serikat sepakat meningkatkan nilai perdagangan kedua negara, sehingga diharapkan akan meningkat dari posisi saat ini 20 miliar dollar AS menjadi 35 miliar dollar AS lebih per tahun. Jika itu tercapai, nilai perdagangan kedua negara dapat melampaui nilai perdagangan antara Malaysia dengan Amerika Serikat, yang saat ini saja sudah mencapai 35 miliar dollar AS per tahun.
Tentunya kita semua berharap, AS masih menjadi negara tujuan ekspor yang cukup besar bagi Indonesia, apalagi masih banyak peluang yang dapat dikembangkan bagi kedua negara terutama dalam bidang perdagangan.
Selama kunjungannya ke Indonesia, Obama tak menyinggung penanganan korupsi yang menjadi musuh bersama. Bisa jadi, Obama sudah mempercayakan hal ini ke aparat penegak hukum. Yang jelas, kalangan investor dan pengusaha tidak perlu tergoda oleh rayuan koruptor, yang nantinya bisa merugikan diri sendiri dan hubungan baik AS-RI.
Dalam kuliah umum Presiden Obama di Balairung Universitas Indonesia Depok, menunjukkan bahwa orang nomor satu di Amerika Serikat tersebut sangat memahami Indonesia. Bagi sebagian investor dan pengusaha muda, usai kunjungan Obama ini akan membuat masa depan perekonomian lebih cerah.
Salam Kompasiana!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI