[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Logo SEA Games 2011 (sumber: www.seag2011.com)"][/caption]
Penyelenggaraan Sea Games ke-26 di Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), tinggal menghitung hari. Namun demikian, hingga kini seluruh arena pertandingan dan peralatan pendukung belum tersedia 100 persen.
Apabila kondisi ini dapat terselesaikan menjelang perhelatan akbar Asia Tenggara tersebut, ternyata masih menghadang sejumlah masalah non-teknis, yakni penyediaan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) di sekitar arena pertandingan.
Berita hari ini di Kompas.com misalnya, sertifikat venue atletik dari IAAF (International Association of Athletics Federations) belum diterima pihak panitia. Sesuai prosedur, pembangunan fasilitas olahraga atletik tersebut harus sesuai dengan ketentuan Federasi Atletik Internasional (IAAF). Baca juga tulisan saya sebelumnya, Hari-hari Menegangkan Jelang Sea Games 2011.
Saya prihatin ketika menyaksikan kondisi kawasan Jakabaring Sport City melalui berita di teve. Sejumlah tempat pertandingan hingga kini masih berdebu. Ini lantaran jalan akses masuk menuju tempat pertandingan belum dilapis oleh aspal. Kondisi ini sangat memilukan. Ini tentu menjadi masalah bagi warga asing, meski terlihat sepele bagi kita.
Dalam pengamatan saya di banyak stadion atau tempat pertandingan di luar negeri, harus memenuhi rasa nyaman dan aman bagi setiap pengunjung atau penonton. Sedangkan tim dan official harus diperlakukan sebagai tamu kehormatan, sehingga mendapatkan kemudahan akses. Jika hingga nanti Hari-H belum juga ada toilet di sekitar arena pertandingan, mau di taruh di mana muka kita?
Saya sadar, kondisi memprihatinkan ini bukanlah masalah yang dibebankan ke pihak penyelenggara, dalam hal ini Pemprov Sumsel dan Panitia Pusat. Dan harus diakui, molornya persiapan Sea Games ini akibat ditemukannya kasus korupsi Wisma Atlit, yang kini disidik KPK.
Meski sudah ada Kepres yang ditanda-tangani Pak Beye, di antaranya kucuran dana APBN dan diperbolehkannya penunjukkan tender penunjukkan langsung proyek, namun hingga kini belum ada tanda-tanda persiapan Sea Games segera rampung.
Saya bukanlah pengusaha yang ikut dalam tender Sea Games ini, dan tidak punya kepentingan dalam menyemarakkan pertandingan Sea Games.
Bagi saya, Sea Games harus berjalan sukses. Apabila nantinya terjadi persoalan teknis di lapangan saat pertandingan dilakukan, biasanya orang paling gampang mencari kambing hitam. Dan biasanya lagi, jika ada masalah, pihak penyelenggara selalu lepas tangan.
Kondisi itu perlu dihindari. Minimal mulai saat ini, pihak panitia penyelenggara mengumumkan kekurangan apa saja yang dihadapi menjelang Sea Games dibuka oleh Pak Beye. Jika kekurangan dana sekian rupiah, saya pikir seluruh kepala daerah rela patungan untuk menutup kekurangan tersebut. Jika memang kekurangan tenaga di lapangan atau alat-alat berat, mbok ya juga ngaku dan jujur. Dengan rendah hati, saya dan teman-teman di Sulawesi Utara siap membantu teman-teman di Sumsel.
Mohon maaf jika saran ini dianggap lancang dan menggurui. Tapi bagi saya, suksesnya penyelenggaraan acara ini merupakan kredibilitas bangsa. Sebagai bangsa yang disegani, bukan harus menjadi juara umum Sea Games. Minimal, kita harus menjadi tuan rumah yang baik.
Salam Kompasiana!
Jackson Kumaat on : Kompasiana | Facebook | Twitter | Blog | Posterous | Company | Politics
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H