Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenaikan Popularitas Dahlan Iskan Tak Terbendung

24 September 2012   08:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:48 1687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

”Dahlan Iskan melompati Mahfud dan Bu Ani”. Begitulah sub-judul yang terpampang di headline Koran Rakyat Merdeka terbitan 24 September 2012. Judul utamanya adalah ‘Ical Samai Megawati’.

Berita tersebut sebenarnya sudah terbilang basi. Apalagi, berita itu merupakan hasil survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research&Consulting (SMRC), bersamaan dengan survei Pilkada DKI Jakarta. Respondennya pun warga di Jakarta berjumlah 501 orang. Meski belum dibilang akurat 100 persen, tapi setidaknya survei ini bisa menggambarkan persepsi masyarakat Indonesia.

Sepertinya, surat kabar ini agak lebay dari biasa. Karena, berita halaman satu itu isinya yang terbaru. Tapi, kali ini ingin meracik kembali ‘berita sampah’ menjadi ‘berita daur ulang’ yang cukup menarik disimak.

Hasilnya membuktikan, puncak calon presiden (capres) dipegang oleh Prabowo Subianto (19,1%). Aburizal Bakrie dan Megawati Sukarnoputri berada di posisi kedua dan ketiga dengan perolehan beda tipis. Posisi keempat dipegang oleh Jusuf Kalla. Nah, uniknya ada capres yang popularitasnya naik tajam, yakni Dahlan Iskan sebesar 5,6 persen.

Di tulisan saya sebelumnya, saya mengibaratkan figur Dahlan yang menyerupai Jokowi, Gubernur Jakarta terpilih versi quick qount. Ini dia alasan saya menganggap ketokohan Dahlan Iskan yang mirip dengan Jokowi. Sama seperti Jokowi di Pilkada Jakarta, sosok Dahlan Iskan yang juga sangat dekat dengan rakyat seperti Jokowi, bisa berpeluang menjadi kuda hitam di pilpres 2014. Sebelum menjabat sebagai Menteri BUMN, Dahlan Iskan belum masuk dalam bursa survei capres. Tapi setelah ia bekerja lebih giat ke daerah, persentasenya meningkat dari 0% menjadi 5% saat ini. Luar biasa!

Bahkan, sejumlah pengamat mengungkapkan, Dahlan Iskan bisa mengulang fenomena Jokowi di pilpres 2014, asalkan mempermudah persyaratan pengajuan capres.


Bagi saya, Jakarta adalah barometer kekuatan politik nasional. Cermin kemenangan Jokowi pada Pilkada, bukan tak mustahil akan terjadi pada setiap sosok yang gayanya mirip. Banyak kalangan termasuk saya, menganggap gaya Dahlan mirip dengan Jokowi, seperti terjun langsung ke tengah masyarakat tanpa adanya rekayasa protokoler.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, Dahlan kerap tiba-tiba mengunjungi sejumlah kampong, berada di terminal, pasar dan komunitas masyarakat, yang ingin didengar aspirasinya. Tampaknya, Dahlan paham betul kondisi lemahnya legislasi di daerah, sehingga bisa ia mainkan eksekusinya sebagai menteri BUMN.

Sebagai penutup, saya selalu beranggapan kekuatan Dahlan ada di media massa. Hingga kini, tulisannya selalu muncul setiap hari Senin di media grup Jawa Pos. Sepertinya, ada dukungan dari para jurnalis Jawa Pos Grup untuk mengawal kepentingan mantan pemimpin redaksi mereka di pemerintahan. Dan, jika ‘virus’ ini tertular ke banyak media, maka bukan tak mustahil popularitas Dahlan terus meningkat tanpa harus membayar pemasangan baliho atau iklan di televisi. Wartawan mana sih yang tak mendukung rekan seprofesinya menjadi capres?

Salam Kompasiana!

Jackson Kumaat on :

My Blog KompasianaWebsiteFacebookTwitterPosterousCompanyPolitics |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun