Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kemal & TJ Gagal Memimpin Jakarta

16 Maret 2012   03:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:59 3772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Layu sebelum berkembang. Kira-kira itulah kata-kata yang terucap pagi ini saat berkendara di tengah macet ibukota. Berkas pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang saya impikan itu, dinyatakan gugur.

Mereka adalah Kemal Vivaveni Mochtar dan Ruth Permatasari, biasa disapa Kemal-TJ yang rutin mengudara sebagai penyiar Radio Gen FM setiap pagi mulai hari Senin hingga Jumat. Entah ide mana ini, mereka pun nekat mencalonkan diri menjadi Gubernur dan Wagub Jakarta periode 2012-2017.

Dari manakah mahluk Kemal dan TJ ini?

Kemal adalah penyiar yang cukup senior di jagat broadcast Jakarta. Nama dosen mata kuliah Sistem Radio ini melambung, setelah Gen FM tempatnya bekerja menciptakan program acara ‘Salah Sambung’. Selain mengajar di kampus London School dan siaran di Gen FM, aktivitas Kemal sehari-hari bergelut di dunia entertain, seperti menjadi MC panggilan dan syuting untuk acara di ANTV.

Sedangkan TJ (baca: Tije), adalah lajang pendamping Kemal siaran. Ia pun kabarnya terpilih menjadi partner, setelah melalui seleksi ketat dan mengalahkan ribuan pelamar. Ini menurut mereka berdua lho.

Perempuan yang memiliki banyak tato ini mengawali kariernya di dunia akting dalam sebuah variety show Extravaganza (2007-2009) di Trans TV. Kini, ia mengisi acara Sinden Gosip di Trans TV.

Singkat cerita, nama mereka cukup popular, khususnya bagi yang doyan guyonan di pagi hari. Canda mereka terbukti sukses menembus otak saya, yang jenuh memandangi antrian kendaraan di depan mata saya. Hati ini terhibur, setelah saya tertawa sendirian di dalam mobil sambil menyetel Gen FM.

Salah satu program acara yang saya sukai adalah ‘Salah Sambung’. Durasi acara ini sebenarnya cukup pendek yakni sekitar 5 menit, namun mampu menyihir jutaan pendengar Ibukota yang terjebak macet di jalan raya, termasuk saya. Acara ini sebenarnya sebuah skenario Kemal-TJ yang menelepon seseorang untuk alasan komplain atau dalih sebuah amarah. Tentu saja, suara di ujung telepon membantah karena tidak melakukan apa yang dituduhkan Kemal-TJ. Dan di akhir cerita, Kemal-TJ akhirnya mengaku telah ‘salah sambung’ dengan dalaih salah nama orang yang ditelepon.

Aksi ‘ngerjain’ korban salah sambung memang enak disimak. Kita sebagai pengendara ataupun penumpang angkutan umum, sangat membutuhkan hiburan di tengah jalan macet. Jadi jangan salah sangka, jika Anda menumpang Busway melihat penumpang lainnya tersenyum, karena sedang mendengar canda Kemal-TJ dengan menggunakan radio monitor atau handphone.

Mungkin, popularitas mereka inilah yang menjadikan keisengan atau kreativitas baru. Keduanya pun tiba-tiba mengumumkan untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wagub Jakarta. Dengan slogan ’Canda’ (Ceria, Aman, Nyaman, Damai dan Asyik), Kemal-TJ berjuang mengumpulkan foto copy KTP. Sebagai syarat calon independen, maka mereka harus mengumpulkan sedikitnya 400 ribu foto copy KTP.

Sayangnya, usaha mereka gagal. Tadi pagi, Kemal mengumumkan jumlah foto copy KTP yang masuk hanya mencapai 500-an. Meski harus rela pawai keliling Jl Sudirman, MH Thamrin dan Jl HR Rasuna Said, tim kampanye (karyawan Radio Gen FM) Kemal-TJ terus berupaya mencari dukungan. Sementara itu, penyiar Gen FM lainnya yang siaran di siang dan sore hari, juga turut mengumumkan kebutuhan fotocopy KTP yang bisa dikirim lewat email.

Lantas, gagal totalkah usaha Kema-TJ? Saya pikir, tidak sama sekali. Dalam sudut marketing, usaha Kemal-TJ mencalonkan diri menjadi Gubernur dan Wagub Jakarta, telah menaikkan popularitas Radio Gen FM. Di tengah persaingan radio swasta di ibukota, Gen FM tentu membutuhkan banyak pendengar baru sebagai sasaran konsumen. Dengan kondisi saat ini Gen FM adalah radio anak muda, kini mereka mulai ‘dilirik’ oleh kalangan profesi menengah ke atas , seperti politisi dan kaum professional, yang biasanya mendengan radio berita Elshinta, RRI, Sonora dan Sindo Radio.

Ya, industri media radio memang harus kreatif, karena mendengar radio itu gratis dan berbeda dengan membaca koran, majalah atau mengakses internet. Di satu sisi harus mencari pemasukan iklan, namun di sisi lain harus punya inovasi baru menambah jumlah pendengar.

Salam Kompasiana!

Jackson Kumaat on :

| Kompasiana | Website | Facebook | Twitter | Blog | Posterous | Company | Politics |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun