Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Indonesia Sudah Terbiasa dengan Cuaca Ekstrem

11 Januari 2012   03:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:03 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13262591561986791272

[caption id="attachment_163016" align="aligncenter" width="504" caption="Cuaca ekstrem: Awan gelap dan angin kencang menjelang hujan lebat di ruas jalan tol JORR (foto: jackson kumaat)"][/caption]

Bicara soal cuaca ektrem di Indonesia, sebenarnya bukan hal yang baru. Bagi saya, masyarakat Indonesia selama ini sudah terbiasa dengan kejutan-kejutan sepanjang hidupnya.

Secara geografis, Indonesia berada di wilayah yang sangat rentan dengan bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, tanah longsor dan banjir. Meski dalam bahasa ilmiah bahwa kejadian tersebut adalah fenomena alam, tapi publik sendiri yang menciptakannya sebagai istilah ‘bencana alam’.

Dalam sejarah bencana alam di banyak wilayah Indonesia, sedikit sekali orang yang mampu mengantisipasinya sejak dini. Gempa bumi misalnya, tak banyak yang memperhatikan struktur bangunan ataupun proses evakuasi secara benar. Bahkan, di wilayah pesisir barat Sumatera yang rawan tsunami, tak seluruh warga setempat yang mengetahui jalur evakuasi ke daerah tinggi yang aman. Sedangkan dalam menghadapi gunung berapi yang letusannya serta ancaman tanah longsor tak dapat diprediksi, juga sama. Banyak masyarakat ‘menikmati’ hidup di wilayah rawan bencana tersebut. Kondisi ini diperparah oleh minimnya kebijakan pemerintah setempat dalam mengatur kehidupan warganya di wilayah rawan bencana.

Pun demikian dengan banjir. Hampir seluruh wilayah Jakarta di saat musim penghujan ini, sangat rawan terendam banjir atau minimal tergenang oleh luapan air akibat buruknya saluran drainase. Sedikitnya 15 juta penduduk Jakarta dan sekitarnya sudah ‘terbiasa’ dalam menghadapi banjir. Tak peduli ketinggian banjir bisa mencapai atap rumah dan menghanyutkan mobil atau motor. Menurut saya, warga Jakarta ikhlas dengan banjir. Apalagi cuaca ekstrem, itu hal biasa terjadi setiap awal dan akhir tahun.

Kenapa banyak orang terlihat biasa-biasa saja bersahabat dengan bencana?

Itulah uniknya masyarakat Indonesia. Belum pernah saya dengar adanya orang Indonesia yang mencari suaka ke negara lain atau meninggalkan Indonesia, akibat menjadi korban bencana. Paling-paling, mengungsi sementara ke tempat sanak saudara. Setelah itu, kembali ke bekas lokasi bencana dan memulai hidup baru. Saya sangat kagum, begitu cintanya masyarakat Indonesia terhadap Tanah Air yang rawan bencana alam ini.

Cuaca ekstrem, menurut saya dan mungkin sebagian orang, hanyalah ‘bonus kehidupan’ yang harus dijalani. Apalagi cuaca ekstrem tak terjadi setiap hari dan bisa kita prediksi dengan mata telanjang. Misalnya, ketika kita berkendara siang hari, kemudian tiba-tiba diguyur hujan deras dan angina kencang, maka ada baiknya menepi. Cuma orang nekat yang melaju di cuaca seperti itu.

Sedangkan untuk pemerintah dan instansi terkait perlu kita dorong untuk bekerja lebih giat. Misalnya, menambah jumlah petugas dan prasarana di jalan, khususnya jika bencana tiba. Jangan malah para petugas kabur dan membiarkan jalanan macet parah. Keberadaan mereka di saat hujan deras sangat dibutuhkan pengendara yang terjebak di tengah kemacetan.

Hal yang penting lainnya adalah pembenahan tata ruang. Aparatur pemerintah harus lebih serius merawat papan-papan reklame dan pohon-pohon di pinggir jalan yang rawan tumbang. Pun demikian dengan permukaan jalan yang kini mulai berlubang akibat sering tergenang air, harus segera ditambal agar tak menyebabkan kecelakaan.

Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua agar tetap bersahabat dengan alam sekitarnya, termasuk dalam cuaca ekstrem sekalipun.

Salam Kompasiana!

Jackson Kumaat on :

| Kompasiana | Website | Facebook | Twitter | Blog | Posterous | Company | Politics |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun