Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hujan Abu = Hujan Uang?

10 November 2010   08:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignright" width="382" caption="Awan panas membawa abu vulkanik"][/caption] LETUSAN Gunung Merapi yang terjadi secara bertubi-tubi beberapa pekan terakhir, telah menyebabkan hujan abu di beberapa daerah. Zona berbahaya yang awalnya 5 Km, dinaikkan menjadi 20 km. “Percikan” abu Merapi pun mulai mengarah ke Jakarta, akibat tertiup hembusan angin.

Berbahayakah abu vulkanik ini?

Tentu sangat berbahaya, jika masuk ke dalam tubuh. Apalagi, semburan awan panas yang bercampur abu vulkanik, suhunya bisa mencapai 500 derajat Celcius. Sedangkan semburan abu vulkanik yang membumbung tinggi ke angkasa, akan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan abu.

Di radius terdekat, abu vulkanik jika terhirup bisa mengganggu saluran pernafasan, yang nantinya berakibat pada penyakit inveksi saluran pernafasan akut (ISPA). Butiran abu vulkanik jika terkena selaput mata, juga akan cukup berbahaya jika tak ditangani secara medis. Sedangkan abu vulkanik yang menempel di permukaan kulit yang terluka, bisa menimbulkan penyakit kulit.

Kabarnya, hujan abu Merapi sudah terbang mengarah ke Jakarta dan sekitarnya. Bahkan, Presiden AS Barrack Obama pun ngibrit dari Tanah Air, karena khawatir dampak letusan Merapi mengganggu pesawat Air Force One. Kini hujan abu yang terjadi di kawasan Magelang, mulai mengganggu situs budaya, di antaranya Candi Borobudur.

Menurut penelitian ilmuan, abu vulkanik merupakan hasil dari peleburan dan pembakaran bahan-bahan mineral. Jika butiran-butiran abu vulkanik jatuh ke tanah, maka tanah yang dilapisi abu tersebut akan menjadi sangat kaya mineral. Sejumlah kawasan pegunungan berapi terbukti memiliki lahan pertanian yang tumbuh dengan baik tanpa memerlukan tambahan pupuk.

Abu yang mengandung beberapa unsur kimia seperti belerang ternyata cukup efektif untuk secara alamiah memberantas hama tanaman sayuran berupa ulat dan serangga. Untuk jangka panjang, abu vulkanik bisa meningkatkan unsur hara tanah.

Material berupa pasir dan batu yang mengendap di sungai, juga merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat yang berprofesi sebagai penambang pasir tradisonal.

Saya meneruskan sejumlah tips, saat menghadapi hujan abu yang dapat terjadi kapan saja, apalagi abu Merapi sudah mencapai langit Jakarta. Pertama, jangan panik dan tetap tenang, tetap di dalam ruangan. Jika sedang berada di luar ruangan, carilah halte yang beratap (seperti di dalam gedung atau mobil). Kemudian gunakan masker, sapu tangan, slayer, atau handuk basah untuk menutupi hidung dan mulut. Jika sudah ada peringatan sebelumnya terjadi hujan abu, pulanglah segera dari aktivitas di luar.

Kedua, jika hujan abu terjadi ketika sedang bekerja, tetaplah di dalam ruangan sampai hujan abu reda. Siapkan emergency calls, (seperti nomor telpon rumah sakit dan ambulans), dengarkan radio lokal untuk informasi perkembangan erupsi dan rencana pembersihan.

Ketiga, jangan menggunakan lensa kontak, karena dapat merusak kornea mata apabila tercampur abu. Keempat, jangan gunakan air bersih jika terkena endapan abu vulkanik, karena dapat membuat air minum beresiko terhadap kesehatan.

Salam Kompasiana !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun