Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Lokon dan Pengungsinya

15 Juli 2011   08:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:39 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Letusan Gunung Lokon terlihat dari kota Manado, Kamis malam 14 Juli 2011 (Foto: Manado Post)"][/caption]

GUNUNG Lokon meletus Kamis malam kemarin. Ribuan warga di kota Tomohon Sulawesi Utara (Sulut) yang sudah mengungsi terkejut. Bahkan, muncul ribuan warga yang selama ini bertahan di rumah, langsung memadati tempat-tempat pengungsian.

Memang, Jumat sore ini Lokon dalam kondisi ‘stabil’. Tapi bukan berarti Lokon benar-benar aman dari letusan. Tribun Manado yang juga surat kabar grup Kompas, hari ini memasang headline berjudul ‘Awas, Ltusan Susulan Lokon’.

Menurut BMKG, Sulut termasuk kedalam rangkaian gunung api di dunia yang dikenal sebagai ‘cincin api’. Saat ini dari ketiga gunung berapi yang ada di Sulut yang sedang bergolak, yakni Soputan, Lokon dan Karangetan. Sementara ini hanya Soputan yang menunjukan aktifitas vulkanologinya, berupa menyemburkan awan panas dan debu dari dalam dapur magmanya, awal bulan Juli 2011.

Hingga kini, belum ada teknologi modern, yang dapat menjadi sistem early warning kapan gunung berapi akan meletus dan membahayakan manusia. Secara ilmiah, gunung berapi yang meletus dan membahayakan jika mengeluarkan awan panas dan erupsi dashyat yang mencapai radius 5 km.

Apalagi, jika di sekitar gunung tersebut ada pemukiman penduduk yang dekat di kaki gunung atau aliran lahar dingin. Menurut kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono, Gunung Lokon dan Soputan diperkirakan saling terkait, karena berada di kaldera yang sangat luas.

Untuk itu, tim BMKG di Jakarta maupun di Manado perlu menganalisis lebih dalam pasca-letusan Lokon kemarin. Jika memang benar kedua gunung ini terkait, maka zona rawannya adalah wilayah di antara puncak Soputan dan titik letusan Lokon. Wilayah tersebut sangatlah luas dan di atasnya berdiri pemukiman penduduk.

Meski letusan Soputan dan Lokon tak dapat diprediksi kapan terjadi, setidaknya inilah titik awal mempelajari karakteristik kedua gunung tersebut. Terbentuknya Danau Toba dan Danau Tondano ribuan tahun lalu, merupakan letusan dashyat dari satu atau dua gunung sekaligus. Sebelum kawah bekas letusan tergenang air dan menjadi danau, gunung itu menyampaikan pesan ‘sinyal’ sebelum meletus selama berhari-hari. Jadi masih ada waktu menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.

Ketika letusan Lokon kemarin, sebagian besar pengungsi terutama orang tua, wanita dan anak-anak, tampak terlihat panik. Mereka hanya bisa pasrah dan mengenakan pakaian seadanya saat dievakuasi. Kita harus mengakui, menjadi pengungsi sangatlah tidak nyaman. Ancaman pun tetap ada.

Dua hari lalu, seorang pengungsi Lokon dikabarkan tewas. Yohana Mawikere (usia 56 tahun), meninggal dunia ketika sedang menunggu pembagian jatah makanan yang datang terlambat. Pengungsi yang berasal dari Kelurahan Kinilow, Kecamatan Tomohon Utara ini dilarikan ke rumah sakit setelah ditemukan jatuh tergeletak di kamar mandi di Posko pengungsian SMA Kristen 1 Tomohon.

Yohana memang meninggal bukan karena dampak langsung dari letusan Lokon. Yohana meninggal karena kelalaian otoritas setempat dalam menangani pengungsi. Ada baiknya, ini menjadi pelajaran berharga bagi tim SAR di lapangan maupun di daerah lain yang rawan bencana.

Warga kota Tomohon yang dekat dengan kaki Gunung Lokon saat ini membutuhkan pertolongan yang dibutuhkan. Pemerintah setempat harus lebih tanggap dalam merespon kebutuhan para pengungsi, yang menjadi korban bencana. Minimal, mengurangi resiko ancaman jiwa manusia.

Salam Kompasiana!

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Evakuasi warga lansia di sekitar Gunung Lokon (Foto:Tribun Manado Rizky Adriansyah)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Anak-anak bermain di sekolah yang dijadikan lokasi pengungsian Gunung Lokon (Foto:Tribun Manado Rizky Adriansyah)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Anak-anak bermain di sekolah yang dijadikan lokasi pengungsian Gunung Lokon (Foto:Tribun Manado Rizky Adriansyah)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun