Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menari Maengket di California

18 Mei 2011   10:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:30 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Penampilan Tari Kabasaran, mengawali acara "][/caption]

AKHIR pekan lalu, saya menghadiri undangan warga Indonesia yang sudah menetap di California Amerika Serikat. Awalnya saya pikir, ini adalah acara formal yang digelar oleh komunitas warga asal Sulawesi Utara (Sulut). Tapi ternyata, kami rombongan dari Indonesia menerima sambutan hangat, dengan iring-iringan musik tradisional Minahasa Sulut.

Acara bertajuk ‘Semalam di Minahasa’ yang difasilitasi oleh kelompok Kawanua USA itu, digelar di Lomalinda, California. Pagelaran budaya yang diwarnai dengan menyanyikan lagu daerah, seperti 'Opo Wananatase', 'Tembone se mengale ngale', 'Tembone se mengale ngale', 'Pakatuan pakalawiren', membuat warga ‘kawanua’ di AS serasa berada kampung halaman tercinta.

Dalam bahasa Indonesia, ‘kawanua’ berarti ‘saudara sekampung’. Di Sulut sendiri, arti ‘kawanua’ masih melekat, meskipun Kabupaten Minahasa sudah dimekarkan menjadi beberapa kabupaten. Bahkan, warga di kabupaten Bolaang Mongondow juga lebih memegang predikat ‘kawanua’ di Tanah Perantauan.

Sabtu sore itu, puluhan warga Indonesia yang umumnya adalah keturunan Minahasa mulai meramaikan bazaar makanan. Selain makanan asal Minahasa, kuliner dari daerah lain seperti Minang dan Jawa, juga menyemarakkan acara ini. Menurut Ketua Panitia Jerry Rombot, ternyata bukan hanya warga Indonesia di California saja yang hadir di acara ini, tetapi ada yang dari Washington dan New York. Sementara mereka yang akan memeriahkan acara ini, misalnya para penari rela berlatih selama tiga bulan lamanya.

Menjelang malam, tiba-tiba suara keras yel-yel ‘I Yayat U Santi’ terdengar dari luar gedung. Ternyata sumber suara tersebut adalah dari para penari Kabasaran yang hendak masuk ke lokasi acara. Mereka masuk sambil mengiring tamu-tamu yang diundang ke acara tersebut. Kabasaran ini di Tanah Minahasa dikenal sebagai tari perang, yakni sebuah perayaan pasukan beladiri setelah memenangkan sebuah pertempuran.

Bagi saya, malam itu rasanya seperti berada di kampung halaman. Logat Manado dan bahasa daerah di Sulut tampak terdengar di mana-mana, warga baru sadar lagi berada jauh dari Tanah Minahasa.

Kolintang Kawanua USA yang mendapat kesempatan memamerkan kehebatan musikal mereka lewat lagu Mars Minahasa mendapat applause yang meriah dari para hadirin. Setelah sejumlah sambutan yang mewakili Ketua Umum Institut Seni Budaya Sulawesi Utara (ISBSU) Benny Mamoto dan Konjen RI Los Angeles Hadi Martono, mereka tampil lagi kali ini bersama Quintet Kawanua USA membawakan lagu ‘Micoma’ dan ‘Aki Tembo-Temboan’.

Sebelumnya, quintet tersebut juga menyanyikan lagu O Minahasa. Penampilan lain yang memikat pada malam itu ketika Grup Maleo-leosan tampil ke panggung untuk membawakan lagu ‘Mama Pe Masakan Pe Sedap Sekali’, artinya ‘Masakan Mama Enak Sekali’. Sekali lagi terdengar applause meriah dari para hadirin. Para generasi muda juga tidak mau ketinggalan dengan membawakan Tari Pisok. Bagi hadirin yang ingin mengetahui lebih banyak soal kain tenunan tersebut, malam itu juga ada peragaan busana.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Kawanua USA Emile Mailangkay mengatakan, acara ‘Semalam di Minahasa’ dilengkapi dengan penampilan sejumlah wanita cantik asal Kawanua, dengan tampil di panggung untuk menarikan tarian kebanggaan Sulut, yaitu Maengket. Dan yang patut dibanggakan, para penari malam menggunakan kain tenunan khas Sulut, yakni Pinabetengan. Mau tahu tarian Maengket? Silakan klik sumber di youtube ini, karena saya tak sempat merekam dengan video. Maklum, saya sendiri masih terpesona dengan adat tradisional negeri ini. Bagaimana dengan Anda?

Salam Kompasiana!

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Berfoto bersama warga Indonesia asal Minahasa di California (foto: dok. pribadi)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="583" caption="Berfoto bersama warga Indonesia asal Minahasa di California (foto: dok. pribadi)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="408" caption="Berfoto bersama warga Indonesia asal Minahasa di California (foto: dok. pribadi)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun