[caption id="" align="alignright" width="272" caption="NUMPANG NARSIS: Siapa biang kerok suara bising selama pertandingan? Saya, salah satunya. Hehehe..."][/caption]
Pertandingan Final Piala AFF 2010, tampaknya akan seru. Meski semifinal Indonesia melawan Filipina di Gelora Bung Karno (GBK) juga seru, tentunya partai final leg kedua ini bisa menciptakan aksi-aksi baru di lapangan maupun di luar lapangan.
Karena masih masa Natal, saya tidak mempunyai rencana untuk menyaksikan putaran final leg pertama yang digelar di Kuala Lumpur, 26 Desember mendatang, secara langsung. Mungkin cukup menyaksikan di televisi saja bersama keluarga.
Tapi untuk 29 Desember mendatang, saya sudah tak sabar untuk menginjakkan kaki kembali di GBK Senayan. Saya yakin, semangat penonton akan menggelora saat kick off dimulai. Hubungan Indonesia-Malaysia tak hanya di atas rumput hijau. Kedua negara ini memliki hubungan emosional sosial-politik, karena memiliki sejarah panjang yang pasang-surut.
Kasus Sipadan-Ligitan misalnya, hingga kini menjadi lembaran hitam perjuangan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI. Belum lagi kasus klaim Negeri Jiran atas kain batik, reog Ponorogo, Tari Pendet, kain ulos, bakso, nasi goreng dan sebagainya. Ini adalah sederetan kasus yang memilukan bagi kita bangsa Indonesia.
Kita memang serumpun dengan Malaysia. Tapi tentunya, persoalan bangsa dan negara bisa menjadi ekses pada pertandingan final nanti. Apalagi, pada leg pertama, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Da'i Bachtiar meminta masyarakat Indonesia yang berada di Malaysia datang ke Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada pertandingan leg 1 nanti.
Jika ribuan TKI memadati stadion Bukit Jalil, bisa jadi akan mempengaruhi ikatan emosional para pemain di lapangan. Saat ini ada sekitar 3 juta TKI yang berada di Malaysia. Dukungan suporter sangat berarti, karena Timnas Malaysia bersiap melakukan aksi balas-dendam, setelah kalah 1-5 dengan Indonesia di penyisihan grup.
Apakah persoalan Indonesia dan Malaysia bisa mengemuka di saat pertandingan?
Bisa ya dan tidak. Kalau saya, nanti pada 29 Desember mendatang sangat setuju jika ada atribut tambahan para suporter, misalnya "Sipadan-Ligitan milik kita" - "Batik truly Indonesia" - "Reog Ponorogo not KL" - "Tari Pendet bukan tari sarawak".
Salam Kompasiana!
Suasana Gelora Bung Karno pada Semifinal Indonesia Vs Filipina, benar-benar luar biasa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H