Tulisan ini lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang Golkar sekarang lanjut tentang PKS. Tentunya akan didasari data objektif yang saya pakai serta data nyata yang bisa didapat dengan gampang dan cepat di dunia maya oleh para Netizen dan aktivis sosial media.
Pada saat ditetapkan Presiden PKS Partai Keadilan Sejahtera (pada saat itu) di Januari 2013 menjadi Tersangka oleh KPK, maka di dunia maya oleh para Netizen dan aktivis sosial media, PKS dihukum serta dicaci maki dan dihujat luar biasa. Ditambah pemberitaan media cetak dan elektronik tentang PKS di awal 2013. Nyaris berbulan-bulan PKS menjadi bulan-bulanan dan dikatakan "habis". Hampir semua lembaga survei menyampaikan hasil survei nya di 2013 bahwa PKS akan tenggelam serta tidak lolos parliamentary threshold di DPR. Dan ini diamini serta didukung oleh netizen dan aktivis sosial media serta didukung oleh rakyat.
Ternyata hasilnya di Pemilu 2014, Â PKS mendapatkan hasil diatas Partai bersih Hanura serta Partai restorasi Nasdem. Apakah PKS dihukum rakyat? Â tidak, karena pemilih PKS di Pemilu 2004, 2009 dan 2014 stabil di kisaran 8-9 juta rakyat. Apakah ada pengaruh hukuman rakyat di 2013 terhadap PKS? Tidak juga. Karena suara PKS sangat stabil.
Jadi, apakah ada pengaruh netizen atau aktivis sosial media yang memberikan pemberitaan  serta komentar negatif sepanjang tahun 2013 terhadap PKS? Atau mungkin rakyat Indonesia itu tidak Peduli benar dengan pemberitaan negatif didunia maya. Atau yang Peduli hanya di Jakarta saja? Dan yang Aktif hanya 10.000-20.000 kemudian membuat trending di twitter dgn kicauan 200.000 kali mampu mempengaruhi rakyat Indonesia?  sepertinya belum... Kalau iya saya yakin dan percaya PKS akan kalah jauh dibandingkan partai bersih Hanura serta Partai restorasi Nasdem yang memiliki media serta iklan yang luar biasa. Ternyata partai yang dicaci maki oleh para Netizen di 2013 masih tetap disayang dan dicintai rakyat di 2014.
Mari kita diskusi bersama dan saling berkomentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H