Pemeriksaan radiografi dental sangat penting dilakukan sebelum prosedur pencabutan gigi. Ekstraksi gigi adalah tindakan kedokteran gigi yang paling sering dilakukan, sehingga pemeriksaan menyeluruh sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. Pemeriksaan radiografi bertujuan untuk mengevaluasi risiko prosedur, memperoleh informasi mengenai hubungan antara akar gigi dan jaringan sekitarnya, serta kedekatannya dengan struktur vital, dan untuk membantu menilai tingkat kesulitan dalam tindakan ekstraksi gigi. Namun, dalam praktik klinis, hal ini tampaknya belum diterapkan secara konsisten sebagai protokol sebelum ekstraksi gigi.
Dalam kedokteran gigi, terdapat dua jenis radiografi dental, yaitu intra-oral dan ekstra-oral. Jenis radiografi ekstra-oral yang sering digunakan adalah panoramik untuk gambaran 2D dan cone-beam computed tomography (CBCT) untuk gambaran 3D. Radiografi panoramik memberikan gambaran dua dimensi dari struktur yang seharusnya tiga dimensi, dengan keterbatasan seperti pembesaran gambar, distorsi, tumpang tindih, dan penggambaran yang kurang akurat dari struktur. Sebaliknya, CBCT memiliki kelebihan dalam mengatasi keterbatasan panoramik dengan memberikan gambaran tiga dimensi dan dosis radiasi yang lebih rendah.
Pemeriksaan radiografi dapat membantu dalam proses diagnosis, menentukan perawatan terbaik, dan memastikan keberhasilan perawatan. Penilaian jarak antara gigi molar ketiga dan kanalis mandibula sangat penting untuk mengurangi risiko cedera saraf sebelum operasi, karena prevalensi cedera nervus alveolaris inferior mencapai 17,66%. Oleh karena itu, jika kedekatan gigi dengan kanalis terlihat pada radiografi panoramik, penggunaan radiografi tiga dimensi seperti CBCT disarankan karena CBCT dianggap lebih akurat dalam menilai hubungan gigi dengan kanalis mandibula. Selain itu, penting juga untuk mengetahui kedekatan gigi posterior maksila dengan sinus maksilaris untuk mencegah komplikasi komunikasi oro-antral. Komplikasi ini memiliki prevalensi sebesar 45% pada pencabutan gigi molar kedua rahang atas, 30% pada molar ketiga, 27,2% pada molar pertama, dan 5,3% pada gigi premolar pertama.
Daftar Pustaka
1. Jiboon AT, Alhamdani FY, Ali NH. Radiographic Examination before Dental Extraction from Dentists’ Perspective. International Journal of Dentistry.
2. Darwish G. Radiographic Evaluation Factors That Influence the Decision of the Tooth Extraction Method. Cureus [Internet]. 2024 Apr 6 [cited 2024 Apr 16]; Available from: https://www.cureus.com/articles/242989-radiographic-evaluation-factors-that-influence-the-decision-of-the-tooth-extraction-method
3. Kumar A, Bhadauria HS, Singh A. Descriptive analysis of dental X-ray images using various practical methods: A review. PeerJ Computer Science. 2021 Sep 13;7:e620.
4. Ghai S, Choudhury S. Role of Panoramic Imaging and Cone Beam CT for Assessment of Inferior Alveolar Nerve Exposure and Subsequent Paresthesia Following Removal of Impacted Mandibular Third Molar. J Maxillofac Oral Surg. 2018 Jun;17(2):242–7.
5. Shaul Hameed K, Abd Elaleem E, Alasmari D. Radiographic evaluation of the anatomical relationship of maxillary sinus floor with maxillary posterior teeth apices in the population of Al-Qassim, Saudi Arabia, using cone beam computed tomography. Saudi Dent J. 2021 Nov;33(7):769–74.
6. George AL, Panicker P, Johny J, Bhaskar M, Jacob BM, Zulthana HHH. Reliability of Cone Beam Computed Tomography in Comparison with Panoramic Radiography to Predict the Anatomical Relationship of Inferior Alveolar Nerve with Mandibular Third Molar: A Radiological and Clinical Study. J Pharm Bioallied Sci. 2020 Aug;12(Suppl 1):S367–72.
7. Li Y, Ling Z, Zhang H, Xie H, Zhang P, Jiang H, et al. Association of the Inferior Alveolar Nerve Position and Nerve Injury: A Systematic Review and Meta-Analysis. Healthcare (Basel). 2022 Sep 16;10(9):1782.