Akhirnya perjalanan sang pemimpin besar Libya tamat sudah. Kaddafi dilaporkan tertembak pada suatu penyergapan yang dilakukan oleh pesawat terbang Nato. Menurut breaking news Metro TV sang pemimpin ini dilaporkan tertembak dan terluka parah, tempo interaktif mengabarkan bahwa Kaddafi tertangkap dipersembunyiannya di dalam sebuah lubang. Sementara saat saya membuka channel Al-Jazeera dilaporkan Sang pemimpin Libya ini telah terbunuh. Entah mana yang benar, yang jelas keduanya telah membuat tamat riwayat kepemimpinannya. Jikalau benar bahwa kadafi tertangkap di dalam tanah tempat persembunyiannya, maka nasib sang diktator ini tidak lebih dan kurang sama dengan diktator iraq Saddam Husein. Banyak yang berharap Kaddafi dapat ditangkap hidup-hidup agar dia bisa diadili untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatan yang melawan hukum dan hak azasi manusia selama masa kepemimpinannya. Kaddafi mulai berkuasa sejak tahun 1969, tahun kelahiran saya. Dia berkuasa selama 42 tahun, mungkin awal - awal kepemimpinannya sangat menyenangkan rakyatnya. Tapi, memang benar bahwa " absolute power tends to corrupt absolutely". Persis pada jaman soeharto pada 10 tahun awal kepemimpinannya beliau sangat baik sekali. Tapi semakin lama tentu dia semakin tua dan mulai memikirkan penerusnya. Disinilah letak keserakahan itu muncul, dia mulai menancapkan powernya untuk mempersiapkan sang putra mahkota. Disinilah letaknya kesalahan dimana dia akan menganggap dialah titisan dewa untuk memimpin bangsanya. Negara dianggap miliknya, dan keturunannya. Tapi sejak bulan februari 2011 Libya tidak steril oleh pengaruh gelombang demonstrasi menentang pemerintahan yang dianggap membelenggu hak-hak warga negaranya. Dia berusah melawan para demonstran, tapi pada akhirnya dia melarikan diri juga. Rakyat libya tentu ingin kebebasan dimana setiap warga negara memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin di negerinya, itulah DEMOKRASI. Tidak ada darah biru, semua darah manusia itu warnanya merah.. kalau lain berarti bukan manusia atau mungkin penyakitan. Entah jikalau beliau ini masih hidup dan menghadapi peradilan apakah nasibnya akan sama dengan saddam husein yang merenggang nyawa di tiang gantungan, tepat pada hari raya kurban. Biarlah semua menjadi kehendak Tuhan apa yang akan terjadi terhadap pemimpin libya ini dan rakyat libya dimasa mendatang. Kita rakyat indonesia patut bersyukur kita telah melewati masa kepemimpinan yang mencoba melenggangkan kekuasaannya hingga anak cucunya. Kita telah memiliki undang-undang yang membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode. Semua rakyat Indonesia memiliki hak dan kesempatan yang sama menjadi presiden.Asalkan jangan ada yang mencoba meng-amandement - nya hanya untuk kepentingan sesaat dan kelompoknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H