Mohon tunggu...
Joe Pendobrak
Joe Pendobrak Mohon Tunggu... -

hidup ini adalah serangkaian "?????????" yang harus terus dijawab hingga ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Moammar Kaddafi, Usai Sudah Perjalananmu

20 Oktober 2011   13:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:43 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya  perjalanan sang pemimpin besar  Libya  tamat sudah. Kaddafi dilaporkan  tertembak  pada suatu penyergapan yang dilakukan oleh pesawat terbang Nato.  Menurut breaking news  Metro TV  sang pemimpin ini dilaporkan tertembak dan terluka parah, tempo  interaktif  mengabarkan bahwa  Kaddafi  tertangkap dipersembunyiannya di  dalam sebuah lubang. Sementara  saat saya  membuka  channel  Al-Jazeera  dilaporkan Sang pemimpin Libya ini telah  terbunuh. Entah mana yang benar, yang jelas keduanya  telah membuat  tamat  riwayat  kepemimpinannya. Jikalau  benar bahwa  kadafi  tertangkap di dalam  tanah  tempat persembunyiannya, maka nasib  sang diktator ini tidak lebih dan kurang sama dengan  diktator  iraq  Saddam Husein.  Banyak yang berharap  Kaddafi dapat ditangkap hidup-hidup agar  dia bisa diadili  untuk mempertanggung jawabkan  segala perbuatan  yang melawan hukum dan hak azasi manusia selama masa kepemimpinannya. Kaddafi  mulai berkuasa sejak  tahun  1969, tahun kelahiran saya.  Dia berkuasa selama  42  tahun, mungkin awal - awal kepemimpinannya sangat menyenangkan rakyatnya. Tapi, memang benar  bahwa  " absolute power  tends to  corrupt absolutely". Persis  pada jaman soeharto pada  10 tahun awal kepemimpinannya  beliau sangat  baik sekali. Tapi semakin lama tentu dia semakin tua dan mulai memikirkan  penerusnya. Disinilah letak keserakahan itu muncul, dia mulai menancapkan powernya untuk mempersiapkan sang  putra mahkota. Disinilah letaknya kesalahan dimana dia akan menganggap dialah titisan dewa untuk memimpin bangsanya. Negara dianggap miliknya, dan keturunannya. Tapi sejak  bulan februari  2011  Libya  tidak steril oleh  pengaruh gelombang demonstrasi menentang pemerintahan yang dianggap membelenggu hak-hak warga negaranya.  Dia berusah melawan para demonstran, tapi pada akhirnya dia melarikan diri juga. Rakyat libya  tentu ingin kebebasan  dimana setiap warga negara memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin di negerinya, itulah  DEMOKRASI. Tidak ada darah biru, semua  darah  manusia itu warnanya merah..  kalau lain berarti bukan manusia atau mungkin penyakitan. Entah  jikalau beliau ini masih hidup dan menghadapi  peradilan  apakah nasibnya akan sama dengan saddam husein yang merenggang nyawa di tiang gantungan, tepat pada hari raya kurban.  Biarlah semua menjadi kehendak Tuhan  apa yang akan terjadi terhadap pemimpin libya ini dan rakyat libya dimasa mendatang. Kita rakyat indonesia patut bersyukur kita telah melewati masa kepemimpinan yang mencoba melenggangkan kekuasaannya hingga anak cucunya. Kita telah memiliki undang-undang yang membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode. Semua rakyat Indonesia memiliki hak dan kesempatan yang sama menjadi presiden.Asalkan jangan ada yang mencoba meng-amandement - nya hanya untuk kepentingan sesaat dan kelompoknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun