Mohon tunggu...
Jack Soetopo
Jack Soetopo Mohon Tunggu... -

Pensiunan Tk Becak, berasal dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang kini tinggal di Denpasar, Bali.\r\nemail jacksoetopo@gmail.com, jack.soetopo@facebook.com or Please dial (571) 306-1588 or tinggalkan Pesan...................\r\ndiscoveramericaindonesia.blogspot.com\r\njacksoetopo.newsvine.com\r\nā€ What we think determines who we are. Who we are determines what we do. The actions of men or women are the best interpreters of their thoughts.ā€\r\nOur Thought determine our destiny. Our destiny determines our legacy.By John Locke.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

TKI: Andai Inem bisa Bicara

27 Februari 2011   22:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:13 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_91544" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Google pix"] [/caption]

1298847385471582313
1298847385471582313
Sumber: Google pix [caption id="attachment_91545" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: Google pix"]
12988474582008889115
12988474582008889115
[/caption] [caption id="attachment_91546" align="alignright" width="300" caption="Sumber: Google pix"]
12988475031222643223
12988475031222643223
[/caption] Seandainya Inem bisa bicara, dia teringat neneknya bercerita tentang masa lalu. ā€œDi jaman Penjajahan Belanda dulu banyak yg diangkat menjadi asisten resident, mereka adalah orang2 pribumi. Kebanyakan mereka kerjanya memeras para pekerja pribumi di perkebunan. Selain mereka membatu VOC dalam segala masalah administrasi dan tata tertib. Suatu saat anak dari salah satu Asisten Resident meninggal, Anak ini tanpa setahu bapak nya yg Asisten Resident bekerja di perkebunan. Selidik demi selidik diketahui si anak berbohong, dan belum layak bekerja di perkebunan, dan entah masalah yang tidak jelasĀ salah satu anak Resident( VOC) terlibat, dan ternyata ditubuh anak asisten resident ini mengindikiasi dia disiksa, dan mayatnya dibuang ditepi sungai, bak bangkai menunggu buaya memakannya. Walaupun sedihnya Pak Asisten Resident ini membuat pernyataan keseluruh daerah, ā€œIni adalah kesalahan anak saya sendiri, dia berbohong, oleh karena itu dia disiksa dan dibunuh semena2 dan dibuang mayatnya seperti bangkai di tepi sungaiā€ Banyak orang bertanya2, Kenapa Bapak Asisten Residen ini memberikan pernyataan seperti ini? Kenapa dia tidak turun tangan Ā mencari tahu, dan berusaha menyeret pelaku pembunuhan anak yang dicintainya keĀ pengadilan? Kenapa dia sebagai ayah tidak menuntut keadilan atas kematian anaknya yg dicintainya? Apa Dia takut dgn pemerintah VOC saat itu? Apa dia sudah keenakan dengan jabatannya sebagai Asisten Resident sehingga anak mati dbunuh, justru menyalahakn anak sendiri? Petanyaan ini selalu menghatui banyak orang diNegara kita yg katanya sudah merdekaā€. Bersambung........ Jack Soetopo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun