Mohon tunggu...
Jack Soetopo
Jack Soetopo Mohon Tunggu... -

Pensiunan Tk Becak, berasal dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang kini tinggal di Denpasar, Bali.\r\nemail jacksoetopo@gmail.com, jack.soetopo@facebook.com or Please dial (571) 306-1588 or tinggalkan Pesan...................\r\ndiscoveramericaindonesia.blogspot.com\r\njacksoetopo.newsvine.com\r\n” What we think determines who we are. Who we are determines what we do. The actions of men or women are the best interpreters of their thoughts.”\r\nOur Thought determine our destiny. Our destiny determines our legacy.By John Locke.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sudah Pandai Tetapi Congkak, Putra Daerah

27 November 2011   03:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:09 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Washington,26 November 2011

Inilah yang selalu terjadi, para putera daerah yang terlalu pandai, dan ber IQ tinggi. Saking tinggi nya soal korupsi, membuat jembatan yang seharusnya berumur 30 tahun hancur dalam sekejap mata.

Dari dulu kami para ahli kontraktor yang membangun jalan jalan di Papua, khususnya di daerah Freeport telah memberikan masukan dan rencana2 yang sangat kongrit, bagaimana membangun jalan dari tidak ada menjadi ada. Dari tidak ada jembatan menjadi jembatan yang megah juga di garansi tidak akan roboh selama 30 tahun.

Para ahli sipil yang membangun jalan layang di Jakarta, telah menunjukan kehebatannyanya, walaupun kita melihat sekarang ini sudah tidak layak lagi di lalui ribuan, dan beban kendaraan yang dilalui tidak setaraf dengan spesifikasi yang di rencanakan sebelumnya.

Apakah dalam waktu beberapa tahun ini beberapa jembatan2 yang di bangun para putera daerah yang berIQ tinggi ini akan melahirkan korban jiwa, kerugian milyaran. Karena kepandaian para putera daerah ini yang suka SUNAT DANA PEMBANGUNAN, MENTAL CALO YANG KELAS TERI.

Ibaratnya Safety dan Security di korbankan karena mereka mau berpesta pora beli kondo di Singapore, mau kawin lagi, mau berkeliling dunia, pamer dengan mobil2 baru yang salah kaprah.

Sedangkan kejadian ini tidak ada badai, tidak ada gempa, coba bayangkan berapa gedung2 dan jembatan2 yang ada di bangun walaupun hanya kira2 150 km selama pemerintahan reformasi.

Ternyata swastanisasi, pemerintah, dan para pelawak yang ber IQ tinggi ini hanya sampai disitu saja kemampuan nya.

Why We still believe them?

Karena mereka mengatakan bisa, belum tentu mereka dapat melakukan secara disiplin sesuai spesifikasi bahan yang digunakan. Bertahun-tahun, telah di peringatkan, jangan mengkompromikan spesifikasi dalam pembangunan infrastruktur karena akan membahayakan di kemudian hari, seperti TIME BOMB siap meledak kapan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun