[caption id="attachment_104563" align="aligncenter" width="598" caption="Intersate highway Houston, TX "][/caption] Menyambut Hari Buruh Indonesia dan International, Buruh dan Pekerja Indonesia terus melanjutkan perjuangan mereka untuk mendapakatkan upah yang memadai serta kesejahteraan mereka. Tetapi dalam kenyataannya masih banyak sekali perlunya peran pemerintah untuk mengupayakan keinginan mereka. Sebagai majoritas dan pembayar pajak yang taat, mereka ingin juga melihat pemerintah berpihak kepada mereka. Pemerintah seharusnya menjadi pemimpin bagi mereka. Mengingatkan penulis mengenai Rencana National Pembangunan Infrastruktur, dimana rencana ini disusun oleh insinyur dan para ahli Indonesia yang menghabiskan tenaga dan dana yang tak ternilai. Kali ini saya hanya mengupas sebagian dari rencana tersebut, Rencana Pengembangan JABOTABEK 1975 yang dimana perhitungan para ahli Indonesia, mengenai ledakan penduduk dan beban jalan sebesar 7% pertahunnya. Sehingga perlunya dibuat rencana jangka panjang mengatasi persoalan ini. Dibuatlah rencana 30 tahun. dimulai setelah Indonesia memasuki Pelita ke-3. Menunggu dicanangkan keberhasilan Pertanian yang Swasembada. Rencana ini akan membantu mencapai Tujuan Swasembada Pertanian ini. Kenapa pentingnya infrastruktur di Indonesia dalam menunjang swasembada pertanian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia? Para ahli Indonesia dan beberapa ahli negara lainnya mengerti bahwa infrastruktur peninggalan jaman penjajah tidak akan mampu lagi. Oleh sebab itu langkah2 yang secepatnya harus dilakukan. Rencana itu adalah, 1. Pembangunan jalan antar provinsi yang modern sejajar dengan jalan lintas utara(Pantura), jalan bebas hambatan Jakarta Bogor (2 jalan Jalur Barat dan Jalur Timur dan jalan lingkar Bogor, jalur yang menghubungkan Bogor -Bekasi-Tanjung Priok tanpa memasuki kota Jakarta yang disebut Outer Ring Superhighway disebelah Timur Jakarta, jalur yang menghubungkan Bogor-Serpong-Tangerang-CGK- Ancol-Tg Priok(Ring road Superhighway), Outer ring Jakarta dan Superhigway Merak Giliminuk (8 lines). Sebagian jalan ini akan didirikan diatas jalan yang ada, sehingga semua jalan bebas hambatan termasuk flyovernya tidak berhenti. Jika para pengguna akan berkeliling outer ring Jabotabek tidak harus memasuki jalan yang ada. Demikian juga kendaraan2 berat yang hanya ingin melewati Jabotabek tidak harus melewati jalan2 yang ada di Jakarta. Cara ini dimencontoh keberhasilan kota Houston Texas AS. Ambisi para ahli ini sangat bermanfaat mengurangi beban jalan yang ada secara dramatik. Skala yang kecil juga digunakan di kota Bekasi, Cirebon, Bandung, Sukabumi, Tasikmalaya, Garut dan Cilacap lalu seterusnya seluruh pulau Jawa dan kota2 di Indonesia. 2. Pengembangan jalur kereta api jalur utara (Pantura PJKA) dan jalur selatan melalui Jakarta-Bandung menuju Cilacap Jogjakarta- Solo- Surabaya, Jalur Merak-Tangerang-Jakarta, Jalur Jakarta-Bogor- Sukabumi- Bandung, Tasikmalaya, Garut, Cilacap menjadi 2 jalur untuk penumpang dan komersial (freight train). Dengan demikian, menurut para ahli kereta berjalan terus tidak berhenti sampai di stasiun Gambir, atau stasiun Kota. Untuk mendukung rencana ini perlunya dipisahkan trek antara kereta penumpang antar provinsi dan komercial ( frieght train) dengan KRL. Dimana KRL akan bekerja 24 jam menghubungkan, 1.Bogor -Stasiun Kota(pp Jalur No-1) 2.Tangerang- Bandara Cengkareng-Stasiun Kota-Tg Priok-Bekasi- Bogor (Jalur No-2) 3.Tangerang-Tanah Abang-Kota (pp Jalur No-3). 4.Stasiun Kota-Senen-Jatinegara-Bekasi-Cikampek. Untuk membantu mengkapitalisasi kemajuan daerah pertanian yang subur didaerah sungai Citarum, dibangun Bendungan, serta penataan jalan dan jalur kereta api bagian utara Kota-Senin-Bekasi-Bandung dan bagian selatan Bogor-Sukabumi-Cianjur-Soreang-Bandung. Sehingga jalur ini memperlancar jalur distribusi komersial dan arus penumpang. Rencana ini juga membantunya para warga disekitar selatan Jawa Barat untuk menjual hasil pertaniannya tanpa harus membayar biaya yang mahal. Serta membantu angkutan jalan darat dari kemacetan, kehingan efisiensi distribusi di jalan. Sayangnya pemerintah sibuk dengan rencana2 yang lain, sehingga rencana ini berjalan tersendat2 dan sekarang 2011 para pengguna dan pembayar pajak harus merasakannya setiap hari. Bersambung.............. Jack Soetopo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H