Mogadishu, General Assembly United Nation yang di adakan di New York, AS adalah acara tahunan, dimana seluruh anggota PBB (UN) berkumpul, hampir semua pemimpin negara anggotanya datang untuk membahas agenda yang sudah disiapkan sebelumnya. Mulai dari Kelaparan sampai penyakit2 yang merajela dan menjadi epidemik di seluruh dunia. Kali ini General Assembly PBB sangat menarik untuk dilaporkan karena untuk pertama kalinya Palestina yang dipimpin oleh president Mahmoud Abbas ingin mengajukan secara resmi kedaulatan mereka kepada seluruh dunia. Sejarah sedikit mengenai Mahmoud Abbas, -Lahir di daerah mandat Inggris Raya di Palestina pada tanggal 26 Maret 1935. -Sejak November 11, 2004, beliau menduduki jabatan sebagai Ketua Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina melalui fraksi Fatah. -Menjadi President Dewan Nasional Palestina, pada tanggal 15 Januari 2005 dan menjabat secara tidak ofisial Walaupun tidak di akui oleh partai Hamas, beliau terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Melalui gaya diplomasi yang selalu diinginkan oleh banyak pendukungnya di negara2 lain seluruh dunia. Karena jalan kekerasaan dan peperangan selama ini tidak membawa kejalan yang sangat di inginkan oleh rakyat Palestina. Cara Ketua Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina Mahmoud Abbas sangat briliant, yaitu: -Membuka diplomasi dengan Paus Benedict XVI, dengan menerima kunjungan Paus ke West Bank di bulan Mei 2009. -Mengunjungi Canada di tahun 2009. berjumpa dengan Menlu Lawrence Cannon dan Prime Minister Stephen Harper. -Mengunjungi Jepang untuk ke3 kalinya, bulan Febuari 2010, berjumpa dengan PM Yukio Hatoyama. mengunjungi Hiroshima. Satu2nya Pemimpin Palestina yang mengunjungi kota yang di bom atom oleh Amerika. -Secara agresif diplomasi kepada seluruh dunia khususnya negara2 bekas non blok seperti Indonesia, Pakistan, India, Turki, dan negara2 di benua Afrika. -Melalui Dewan Keamanan PBB, 9 dari 15 anggotanya sudah memberikan jalan dan mendukung. -Rusia. -China. -India. -Bosnia. -Brasil. -Columbia. -Portugal. -Nigeria. -Lebanon. Dengan demikian dewan keamanan yang permanen seperti Inggris, dan Amerika Serikat, dan Prancis diberikan kesempatan untuk memikirkan pengambilan keputusan untuk memberikan suaranya, baik itu Yes, or No ( Veto). Jalan lainnya adalah memasukan surat pendaftaraan ini ke General Assembly yang tentunya secara majority akan di akui. Apakah Israel dan negara2 Dewan Keamanan Tetap PBB akan lakukan? Ini membuat Israel memikirkan implikasi dan keseriusan yang nyata untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung lebih dari 2 generasi. Menuju Perdamaian yang di inginkan oleh seluruh rakyat di Timur Tengah, terutama rakyat Palestina, dan Anak2 dan Ibu2 Palestina dapat bernafas lega serta melihat bahwa masa depan akhirnya menjadi cerah kembali. Apakah Israel serius? Dalam kolom ini akan dijelaskan bagaimana pihak2 yang terlibat mencoba untuk mencapai perdamaian. Tunggu saja tulisan yang akan datang. Jack Soetopo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H