Mohon tunggu...
Jack Soetopo
Jack Soetopo Mohon Tunggu... -

Pensiunan Tk Becak, berasal dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang kini tinggal di Denpasar, Bali.\r\nemail jacksoetopo@gmail.com, jack.soetopo@facebook.com or Please dial (571) 306-1588 or tinggalkan Pesan...................\r\ndiscoveramericaindonesia.blogspot.com\r\njacksoetopo.newsvine.com\r\nā€ What we think determines who we are. Who we are determines what we do. The actions of men or women are the best interpreters of their thoughts.ā€\r\nOur Thought determine our destiny. Our destiny determines our legacy.By John Locke.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

NKRI VS Susno Duadji: Kapolri Tak Berdaya, Hanya Ngomong Saja

26 April 2013   18:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:33 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bogor, April 26, 2013

Sekali lagi kita dipertontonkan Ketidak Berdayaan Kapolri, disaat2 Waktunya Beliau Untuk PERFORM, dimana sudah TUGAS dan KEWAJIBAN Kapolri Untuk Mendukung Kejaksaan yang Mewakili NKRI dalam kasus Hukum ini.

Time and Time again, kita melihat, banyak Penjabat/Kacung Rakyat ini yang di SAAT Yang Dibutuhkan Tidak dapat Menunjukan Performa nya... seperti Pengatin Baru, di saat Malam Pertama...ternyata Pengatin Laki2 nya T*T*T Tak Berdaye....alias Impoten.

Kadang kesempatan seorang Kacung itu bisa di Andalkan atau Tidak nya, dengan adanya Pressure, Kejadian2 Yang Sangat Kritikal dimana Seorang Kacung Harus Mengambil Sikap dan Tindakan untuk melakukan Tugas Dan Kewajibannya.

Seperti seorang pemain sepak bola, di publik bisa berkoar2 dengan sejubel pangkat dan tanda jasa di dadanya. Tetapi Mulut besar itu harus di buktikan di Lapangan disaat Pertandingan melawan Musuh. Kadang momen itu hanya datang sekali saja, dalam split second, beliau harus mengambil keputusan untuk menendang ke gawang lawan atau membuangnya ke luar garis.

Sebagai seorang yang dahulu nya dihadapkan dengan hal2 seperti ini, saya dapat mengerti sekali. Bahwa dalam kritikal momen, kita sebagai ketua harus mengambil keputusan berdasarkan sumpah dan tanggung jawab kita, serta data2 yang ada pada saat itu.

Legasi kita itu yang menentukan sekali.

Contohnya seperti salah satu ketua CIA yang terkena skandal, karena sistem Institusi CIA itu sangat rumit dan saling mengawasi satu sama lain. Dimana diatas kita ada lagi yang mengawasi. ada oversee komite, ada badan perekam, badan pengawas, badan penyidik, badan internal, badan hukum, badan 2 lainnya.

Sehingga jika seorang ketua sekaliber CIA, akan selalu diselidiki, diawasi, diingatkan, jika merasa melanggar atau dicurigai, maka ketua itu akan diPAKSA untuk mengambil 2 Opsi, 1 Further Investigation on theĀ allegationĀ that mightĀ occur. 2. Mundur dan dilakukan futher investigation internally, dan karir nya berhenti dengan damai.

Tidak seperti di Indonesia, dimana Kapolri, sebagai Ketua FBI nya di AS, seperti tidak dapat melakukan tugas dan kewajibannya sebagai ketua.

Membiarkan Kapolda Jabar, dan beliau sendiri untuk memberikan konflik pernyataan, Menegakan Hukum atau Jiwa Korsa. Dalam arti Bela Koruptor atau bela NKRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun