Mengapa?
Because Presiden, atau perdana menteri tidak memiliki clearance dan wewenang untuk mengoveride atau melangkahi kebijaksanaan dari badan nasional ini. Di Indonesia, badan itu akhirnya berbicara, ingatkah para pembaca yang budiman apa yang dikatakan Alm Yang Terhormat Presiden Gus Dur? Dan mengapa presiden SBY hanya menjadi biduan saja?
Di AS, badan-badan seperti NSA, US Wealth Funds, Federal Reserve adalah Badan Nasional, dan masih ada beberapa badan lainnya, sangat independent.
Lalu pernyataan ini, highly dependent on import, membuat rupiah lemah. Tidaklah tepat. Karena akan keluar pertanyaan awalnya, WHY?
Sekali lagi Indonesia Memerlukan Infrastruktur.
Alasan Faktor ketiga, adalah faktor kultur bangsa kita yang bersifat konsumtif dan boros serta public policy terkait hutang. Karena pemerintah akan kesulitan berhutang didalam negeri, maka kekurangannya akan dilakukan dengan berhutang ke luar negeri.
Alasan ini Mengambang alias Ngawang-ngawang. Karena kenyataannya Indonesia adalah Negara yang sangat Konservative sekali dalam kebijaksanaan fiskalnya.
Oya?
Iya, coba lihat saja, APBNP Indonesia hanya 2,000 Triliun saja. Lebih dari 60 persenya hanya membiayai pegawai, dan pengeluaran pemerintah Pusat. Dari pengeluaran pemerintah pusat inilah yang banyak sekali tidak teralisasikan dalam bentuk nyata, karena memiliki mental koservative yang salah kaprah alias alon alon asal kelakon. Kata Terlambat, Kata Malas, Kata Part time, kata Sibuk main golf, jalan jalan keluar negeri.
Dan parahnya dari APBNP yang dipakai hanya sekitar 80 persennya.
Jadi jawabannya Infrastruktur. Kalau rakyat dari Sabang Sampai Merauke bertanya Mana Jalan Raya, Listrik, Gas, Jalur Laut, Pelabuhan, baik udara, dan laut yang Memadai?