Seperti pernyataan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen, Jokowi, gubernur DKI, bahwa pemerintah daerah sudah memberikan dasar dari upah minimum.
Memang dalam kasus-kasus khusus, harus ada negosiasi, seperti perusahaan yang menyangkut metal, alat berat, konstruksi, besi baja, semikondutor, dan pabrik-pabrik yang tingkat menggunakan teknologi mutahir.
Sungguh sangat disayangkan sepertinya Muhaimin Iskandar, tidak mengerti ada beberapa pabrik yang sangat perlu, mendapat pendapatan upah yang lebih tinggi, diatas UMR. Khususnya, seperti Pabrik Ban, Pabrik Sepatu Bermerek, Pabrik Penjahitan Industrial Kulit, Pabrik Electronik, Konstruksi, Pembangunan, karena menurut saya dengan memberikan UMR yang sesuai dengan abad ke21 ini justru akan membantu masuknya invesator yang lebih baik, bukan invesator asal-asalan yang hanya mengharapkan upah buruh murah, dan mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari SUBSIDI Pemeritah.
Justru Muhaimin, seharusnya memfokuskan mengerjakan Tugas Beliau yang sebenarnya sebagai Kacung Rakyat (Buruh)m yaitu menjadi Garda dari Exploitasi Kepandaian, dan kerja keras Buruh Indonesia, dari perusahaan-perusahaan yang hanya menjadi Benalu, Manja, yang tidak memikirkan kesejahteraan buruh Indonesia, karena mengejar Keuntungan semata-mata, diatas kerja keras buruh Indonesia.
Oleh sebab itu secara pribadi, saya memiliki pengalaman, bahwa semua pekerja yang pernah bekerja dengan saya, tidak pernah mengeluh, karena UPAH, FASILITAS, Kesehatan, DAN BEASISWA Untuk Anak-anaknya Terjamin.
Tanyakan kepada semua pekerja atau buruh anak negeri yang bekerja di Perusahaan Asing, khususnya pernusahaan tambang, dan migas. Upah mereka sudah CUKUP, dibandingkan Upah pekerja di perusahaan anak negeri sendiri.
Pernyataan ini bukan isapan jempol belaka, oleh sebab itu disaat demo pekerja Freeport, saya mendukung 100 persen, karena upah 10-20 juta di Papua, tidaklah mencukupi lagi, apalagi kebanyakan pekerja disana sudah mengabdi lebih dari 8 tahun keatas.
Sebagai penutup, Seandainya Muhaimin Bisa Kembali 1 hari saja, menjadi Buruh yang bekerja 12 jam di Pabrik di Bekasi. Saya yakin, beliau akan Belajar Bagaimana Ketekunan Pekerja Indonesia, bukan soal Tingkat Pendidikan nya yang Matter, tetapi Ketekunan dan ketabahan Bekerja sebagai bagian dari Ibadah........
Salam Solidaritas Buruh Indonesia
Jack Soetopo