Mogadishu, Teroris Indonesia mulai membangkitkan diri mereka. Dengan kekuatan2 gaib dan tokoh2 dibelakangnya, mulai lagi menggunakan peranan yang sangat sederhana, tetapi sangat efektif. Faktanya, kita perlu diperjelas, untuk apa kegiatan ini. - Teror adalah salah cara dari banyak cara untuk menyebarkan teror. Dalam memajukan agenda dan propaganda pandangan dan kepercayaan seseorang, maupun grup, banyak yang ingin merasakan diri/ grupnya di kenal. Jika kita amati di Mexico, demi mempertahankan jalannya triliunan bisnis Narkoba. Dan sudah berlangsung selama bertahun- tahun ini. Bahkan sekarang mereka menyebarkan teror dengan menculik, membunuh, dan memajang mayat beberapa jurnalis dan blogger di tempat2 umum. Di Syria, orang tua dari seorang artis berdomisili di Amerika, mengalami penganiayaan dan penghancuran rumah mereka. Di Somalia, sudah tidak ada lagi yang disebut hukum, bahkan jurnalis asal Somalia sudah tidak ada lagi yang hidup. - Teror adalah salah satu pengalihan berita dan pengamatan masyarakat. - Teror menggunakan press untuk memberikan legitimasi perbuatan mereka. Dengan selalu memberikan pernyataan umum, bahwa mereka bertanggung jawab atas kejadian teror yang terjadi. - Teror selalu memiliki Manifesto yang mudah dibaca, atau kadang kala ditinggalkan oleh para teroris. Dengan demikian para jurnalis dan penyidik dapat membacanya. - Teroris memiliki Dana yang cukup Dari para donornya. Kembali ke teroris Indonesia, apakah sesorang atau grup yang bertanggung jawab, meninggalkan Manifesto? Perlu diingat teroris sangat Narsis sekali, dan mereka percaya dengan apa yang mereka percayai, dan dalam tulisan2 atau dalam pernyataan2 yang ada, biasanya mereka ingin memaksakan, provoktif, menyerang, menista, semua pandangan yang tidak mereka/ dia percayai. Mereka/ dia akan menggunakan segala cara untuk memaksakan kepercayaan mereka di KENAL, dan DIDENGARKAN. Oleh sebab itu, sebagai masyarakat tentunya dapat melihat sendiri, siapa2 dan grup2 mana yang terlihat memiliki PATERN seperti di atas. Jika kita mengamati cara teroris yang ada di Indonesia, menggunakan cara teroris di Pakistan. Dimana secara penyidikan yang seksama, bahwa beberapa pejabat Intelejen yang berpangkat tinggi dari Badan Intelejen Pakistan, terlibat dengan memberikan akses, trainning, bom dan senjata kepada beberapa pihak dan teroris grup. Apakah beberapa pejabat tinggi Intelejen Indonesia terlibat? Untuk menjawabnya, perlu bukti2 yang kongkrit seperti di Pakistan. Tetapi Paternnya sangat mirip. Ini mengingatkan kejadian seorang pejuang kemanusiaan dan reformasi, MUNIR. Dimana pihak Garuda membungkam, pihak Pemerintah Indonesia seolah2 enggan membantu keadilan untuk Munir dan keluarganya. Dan membiarkan proses pengadilan berjalan, tanpa memberikan bantuan yang jelas, bagaimana pilot si pembunuh dan salah satu petinggi Badan Intelejen dapat mengadakan perbuatan seperti ini. Inilah yang disebut High Profile Case, yang masih tidak dapat di jawab. Jika ada departemen di dalam Polri yang mengumpulkan data2 yang jelas, mengenai berapa unsolved murder base on para kader reformasi dan Political view di Indonesia. Termasuk kejadian2 didaerah militer seperti Aceh dan Papua. Sedikit demi sedikit pihak yang independent seperti NGO, yang bersusah payah mencoba mengumpulkan dan mencoba mengakat kasus cold case ini supaya pihak Polisi untuk menyelidiki. Karena Polri memiliki PR yang ban yak, dalam mencoba mengungkapkan cold case. Menurut perkiraan, kegiatan terroris Indonesia Akan semakin marak menuju ke Pemilu Akan datang. Oleh sebab itu, ini dapat diliht Dari chatter2 yang di sadap dari beberapa para suspected dalang Dari teroris Indonesia. Infromasi yang kongkrit belum final. Setelah informasi telah di konfirmasikan, tentunya terserah pihak yang berwenang untuk mengambil langkah2 yang kongkrit untuk mencegah. Apakah Ada political will for that, remain to be seen. Jack Soetopo Seed Newsvine
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H