Mohon tunggu...
Jack Soetopo
Jack Soetopo Mohon Tunggu... -

Pensiunan Tk Becak, berasal dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang kini tinggal di Denpasar, Bali.\r\nemail jacksoetopo@gmail.com, jack.soetopo@facebook.com or Please dial (571) 306-1588 or tinggalkan Pesan...................\r\ndiscoveramericaindonesia.blogspot.com\r\njacksoetopo.newsvine.com\r\n” What we think determines who we are. Who we are determines what we do. The actions of men or women are the best interpreters of their thoughts.”\r\nOur Thought determine our destiny. Our destiny determines our legacy.By John Locke.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jika Ketidakadilan Menjadi Hukum, Protes Menjadi Pekerjaan Kami

26 November 2011   10:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:10 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Washington, 27 November 2011. Yang telah terjadi di seluruh dunia, menjadi slogan yang sangat menarik sekali untuk di kaji dan di telaah. Di Amerika sedang terjadi revolusi kultur, dimana para kapitalis yang salah kaprah ( NeoCon) mencoba menghancurkan middle class Amerika. Demonstasi di jalan2, karena ketidak adaan jalur yang baik buat mereka untuk menujukan frustasi dari para perusahaan seperti bank, dan perusahaan yang lainnya. Protes ini menujukan bagaimana yang tidak tepat mengenai ekonomi, dan politik di AS. Ekonomi Populis Ekonomi populis adalah salah satu epic yang sangat populer di pimpin oleh Elizabeth Warren, dimana dalam tulisan mengenai privatisasi yang menggunakan uang publik. Pernyataan yang menarik di tulis oleh Matt Stoller. "Amerika pernah menjadi sebuah negara yang membangun banyak karya - menggunakan sumber daya publik dan swasta. Karya besar di bidang infrastruktur yang menyediakan pekerjaan dan keberhaslan dari sebuah investasi sosial yang luar biasa. Dengan hal ini tak terbayangkan untuk membayangkan ekonomi modern tanpa investasi besar dalam infrastruktur yang dibuat oleh generasi sebelumnya - mulai dari listrik pedesaan untuk mengembangkan Internet. Jadi mengapa kita tidak membangun lebih dari itu? Salah satu cara untuk berpikir tentang pertanyaan adalah: Mengapa kita membangun infrastruktur di tempat pertama? Jawabannya adalah rumit. Kita perlu melihat ke koalisi politik di balik karya-karya besar kita dan meminta masyarakat yang mendukung koalisi masa kini secara retorika infrastruktur saat ini. Dilihat melalui lensa yang ada, tren nyata dalam infrastruktur saat ini tidak membangun lebih dari itu saja, tetapi privatisasi apa yang ada. Setelah semua, membangun infrastruktur menyiratkan kemampuan untuk membangun sesuatu di sini dan mampu menggunakan kekuatan perpajakan untuk membiayai mereka. Privatisasi infrastruktur membutuhkan kemampuan untuk sekuritisasi aliran pendapatan. Mana yang menurut Anda, Amerika modern yang lebih baik?, Privatisasi mengambil inheren fungsi pemerintahan - semuanya dari pertahanan nasional untuk angkutan massal dan jalan - dan ternyata mereka ke kontrol pelaku swasta, yang tujuannya adalah untuk mengekstrak pendapatan maksimum sementara biaya sesedikit mungkin. Partai Republik telah lama menganjurkan ini dalam nama pasar bebas - mengatakan bahwa privatisasi pelayanan pemerintah mengurangi ukuran pemerintah. Partai Demokrat di lain pihak mengungkapkan lebih banyak dukungan campuran, tetapi mereka kadang-kadang pergi setuju mengenai trend privatisasi ini." Di saat munculnya video, dimana Elizabeth Warren menghadapi seorang pengangguran dari grup TEA Party, yang mengatakan bahwa beliau adalah "Pelacur Sosialis", dimana beliau mendukung dan prihatin terhadap gerakan "Occupy Wallstreet". Setelah kejadian itu, Elizabeth Warren mengatakan,"Saya benar benar merasa sangat sedih dan prihatin kepada pengangguran ini, karena sudah lebih dari setahun, tidak bekerja. Dia dengan beripikir menghujat nama saya, akan membantu dia mendapat pekerjaan." "Dan pengangguran yang menentang gerakan ini tidak mengerti bahwa dia di racuni oleh para kapitalis di Wallstreet." lanjutnya. Kerakusan para pialang dan executive di Wall street telah membuat perekonomian Dunia hancur. Oleh sebab itu perlunya para pialang dan executive ini di awasi, dan dengan penghasilan yang tinggi di atas 1 juta USD, seharusnya mereka juga membantu dalam membayar pajak, seperti warga negara yang lain. Economi NeoCon Kapitalis Dari pihak Neocon tanggapan nya sangat bertolak belakang, malah mereka mengatakan bahwa ini adalah hasutan para sosialis yang ingin mendengungkan paham "Class Warfare", atau "Kecemburuan Sosial Semata". Bahwa para demonstran adalah orang2 yang malas tidak mau bekerja hanya duduk duduk protes menikmati unemployment benefit saja. Fakta Di Indonesia Bagi kita di Indonesia, kesenjangan sosial dan caranya pemerintah melepas banyak sektor2 yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak ke pihat swasta sungguh2 menujukan betapa pemerintah berada di posisi yang sangat KAKU, BEKU dan MEMBINGUNGKAN. Dimana dilain pihak privatisasi ini menggunakan dana publik. Tanpa memperhatikan kebutuhan dan keseragaman serta kesempatan publik untuk di layani dengan baik. Bagaimana menurut anda, para pembaca mengenai Slogan dari "Occupy Wallstreet", yang tertulis  "Jika Kedikadilan Sosial Menjadi Hukum, Maka Massa Protes Menjadi Pekerjaan Kami?" Jack Soetopo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun