Mohon tunggu...
Jack Soetopo
Jack Soetopo Mohon Tunggu... -

Pensiunan Tk Becak, berasal dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang kini tinggal di Denpasar, Bali.\r\nemail jacksoetopo@gmail.com, jack.soetopo@facebook.com or Please dial (571) 306-1588 or tinggalkan Pesan...................\r\ndiscoveramericaindonesia.blogspot.com\r\njacksoetopo.newsvine.com\r\n” What we think determines who we are. Who we are determines what we do. The actions of men or women are the best interpreters of their thoughts.”\r\nOur Thought determine our destiny. Our destiny determines our legacy.By John Locke.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Nature

Gedung Megah Gaya Indonesia di Dunia

1 Mei 2011   04:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:12 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pernah anda melihat Gedung Pusat BNI 46 di Jakarta yang dirancangkan oleh Zeidler Roberts Partnership (Zeidler Partnership Architects) and DP Architects Private Ltd dari the Canada Place in Vancouver dan Media Park in Cologne, Germany. Mereka adalah ahli yang sangat terkenal didunia dalam membangun gedung pencakar langit yang unik dan berbeda sekali dengan gaya arsitektur yang ada di dunia ini. Untuk gedung BNI 46, mereka menggunkan konsep Indonesia sekali  yaitu berdasarkan kapal Pinisi yang terkenal di dunia. Bangsa yang telah mengarungi seluruh dunia. Bangsa yang berani dan pengarung samudera. Jika anda ke Dubai, anda akan melihat Hotel Berbintang 5 yang terkenal dengan nama Burj Al Arab, salah satu master piece pakar arsitek yang terkenal didunia dari Inggris, bernama Tom Wright. 75% karyanya adalah berdasarkan arsitektur gedung tradisionil dan kapal pinisi Indonesia. Jangan kaget nantinya banyak gedung2 berbentuk Indonesia dibangun diseluruh dunia. Indonesia adalah sumber inspirasi dari banyak arsitek terkenal didunia. Untuk melihat karya mereka silahkan check karya2 mereka di seluruh dunia. CLICK here, and here Disclaimer: Opini pribadi dari seorang tukang becak, tidak menyangkut badan2 yang disebutkan diatas. Penulis bertanggung jawab sendiri atas tulisan ini. Untuk kritik dan saran, silahkan menulis ke email yang telah disediakan dengan gratis oleh Kompasiana . Penulis tidak mewakili Kompasian adan Kompas Family, atau badan hukum dari negara manapun didunia. Penulis hanya mewakili badan hukum yang ada sebagai tukang becak. Untuk daftar referensi yang diambil penulis akan dituangkan dalan bagian terakhir dari mini seri ini atau anda dapat mengemail penulis.Semua tulisan penulis ini mendapat hasil keuangan akan selalu disumbangkan kepada Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta( YPAB) di Surabaya, dan yayasan2 yang lain yang akan datang. Jack Soetopo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun