Anehnya, kekayaan Kader Demokrat didapat dalam waktu yang sangat singkat, tidak kurang 10 tahun.
Pramono, mencoba memberikan pandangan bahwa beliau berniat baik, menyelamatkan partai korupsi jamaah dari para kader yang korup. Kenyataannya, dari partai Demokrat itu sendiri, tidak ada usaha yang nyata, dan mengembalikan dana2 Halal yang didapatkan selama berjamaah korupsi ria.
Dengan pernyataan AKAN menyingkirkan, justru Ironi yang sungguh memalukan, seandainya Pramono, mengumpulkan para kader jamaah korupsi partai Demokrat, dan mencoba secara transparan mengembalikan semua hasil banda, kekayaan, US Dollar, yang halal kepada rakyat Indonesia. Mungkin banyak pihak akan sedikit bersimpati.
Tetapi, pernyataan ini justru, mencoba menutupi Cover-up dan saling Menutupi Kesalahan yang selama ini terjadi. Mereka yang hanya mementingkan dirinya sendiri, mencari selamat sendiri, dan lepas tanggung-jawab sendiri.
Kalau istilah tukang becaknya, Korps Tukang Becak punya Motto, "Never leave men behind". Tidak berlaku. Kalau tukang becak dari Madura, mengatakan, " We will take care of it. Siapa yang melanggar sumpah menjadi tukang becak, tidak perlu menunggu KPK, atau Penegak hukum, Kita akan menyelesaikan sendiri, dan menghukum nya. Tanpa banyak Cincong, dan Berdangdut -ria. Mereka akan lenyap tak berbekas."
Itulah bedanya antara persatuan tukang becak, dengan partai politik khususnya partai politiknya Pramono.
Jika menunggu Tuhan membasmi para kader Koruptor Partai Demokrat, sudah pasti Ceritanya akan lain lagi. Karena Tuhan jika menghukum manusia korup dan jemaahnya, pasti akan melakukannya secara Spektakular, bukan melalui Pramono.
Akhirnya, inilah yang selalu terjadi, Slogan'Jangan Korupsi, Katakan Tidak Korupsi' digantikan dengan 'Korupsi Layak Disingkirkan'. Slogan berbeda, pemainnya berbeda, pembicaranya berbeda, isinya sama saja. Artinya Sami Mawon Podo Wae.... yang berbeda...sesungguhnya adalah Lawakannya saja.
Kompasiana, The Place For Politics
Salam Ironi Lawak
Jack Soetopo