Di Bawah Naungan Kolong Jembatan, April 21, 2014
When I was a child,
Rindu akan ibunda begitu dalam,
Wajahnya selalu ada dimana-mana,
Memandang anak yang terbuang ini…
Mbok Siti, tukang jamu…mungkinkah, dikau ibundaku?
Mbok Sutiyem, tukang cabe…mungkin kah, dikau ibundaku?
Mbak Arsy, tukang perawat pejuang…mungkinkah, dikau ibundaku?
Mbak Darsy, tukang pijat…mungkinkah, dikau ibundaku?
Pandangan mata perempuan cantiq seperti pandangan bundaku..
Pandangan kasih perempuan penjaja warung seperti pandangan bundaku…
Pandangan keibuan yang dirindukan anak yatim piatu..
Pandangan kasih bunda yang mimpikan anak terbuang….
Suara Bunda Soetopo, adalah suara bunda yang nyata…
Walau beliau tidak pernah mengakui bahwa beliau bukan bunda ku..
Walau beliau tidak pernah mengakui bahwa aku hanya anak jalanan…
Anak yang tercecer di pinggir jalan….
Dalam langkah ku, bunda bernyanyi,
Menendangkan gurindam yang mendayu- dayu…
Menenangkan hati yang galau…
Mengantarkan hati resah dalam tidur…
Katanya, Bunda akan selalu ada dalam hati…
Katanya Bunda akan selalu berdendang lagu indah…
Nada suara gamelan dan suara dendang bak menonton wayang…
Gulaian tarian, bak menonton tari pendet…yang indah di pulau Dewata…
Apalah arti mimpi anak yatim….
Bak si ungke merindukan bulan…
Apalah arti mimpi anak piatu…
Bak kupu-kupu merindukan burung garuda…
Hanya Mimpi nya yang Ada….
Hanya hayalan nya yang nyata…
Merindukan kasih Ibunda yang tidak pernah di kenalnya…
Meratapkan kehilangan yang tidak pernah Hilang di dalam dirinya…
Setelah dewasa….I’ve come to term….
Bahwa, Ibunda akan selalu dihati…
Bahwa, Ibunda akan selalu berada ditempat yang dalam di ulu hati…
Bahwa, Ibunda….akan selalu kasih dan sayang…walau ..ini hanya ‘Katanya’
Salam Kartini ku Yang Tidak KuKenal