Mohon tunggu...
Jack Soetopo
Jack Soetopo Mohon Tunggu... -

Pensiunan Tk Becak, berasal dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang kini tinggal di Denpasar, Bali.\r\nemail jacksoetopo@gmail.com, jack.soetopo@facebook.com or Please dial (571) 306-1588 or tinggalkan Pesan...................\r\ndiscoveramericaindonesia.blogspot.com\r\njacksoetopo.newsvine.com\r\n” What we think determines who we are. Who we are determines what we do. The actions of men or women are the best interpreters of their thoughts.”\r\nOur Thought determine our destiny. Our destiny determines our legacy.By John Locke.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

4 M Kombinasi yang Mematikan

9 Mei 2011   14:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:54 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_106400" align="aligncenter" width="672" caption="Oprah Campaign (by harpo)"][/caption] Dengan adanya kemajuan teknologi yang melanda seluruh dunia, kita sebagai manusia mau tidak mau harus dihadapakan kepada tantangan untuk terbawa arus modernisasi. Ada juga beberapa orang yang terus mempertahankannya. Teknologi yang sekarang ini lebih di kenal "m". "m" adalah Huruf yang sedang ngtred sekali. Bahkan sebagai tukang becak, saya mengamati bahwa "m" dalam kosa kata diseluruh bahasa2 didunia. selalu menjadi kata awal. Bagi bahasa Indonesia dan Melayu. M sudah terkenal dari dulu. Hampir semua kata2 di Indonesia yang memakai huruf "m" ini. Mungkin bagi anda huruf "m"sudah menjadi huruf yang lumrah. Karena apa? Karena kita menggunakannya sehari2, phenomena ini dicetus oleh salah seorang kolega saya ahli IT disaat pertemuan tertutup antara ahli2 dalam bidang ekonomi, statistik, matematika, manajemen, bisnis, nuklir, pertanian, perikanan, nelayan, migas, militer, kimia, sosial, budaya, IT, antropologi, psykology, politik, fonetik, dan tukang becak. Beliau memberikan pandangannya dan hasil risetnya mengenai kemajuan huruf "m"ini dalam kehidupan sehari2 manusia. Menurut beliau ketenaran "m " ini mulai mengejar ketenaran huruf  "w" dan "e". Bagi saya yang berlatar belakang dari Indonesia, maklum yang lain2 itu dari segala penjuru dunia. (Saya yang bodohnya tidak merasa bahwa ada phenomena yang terjadi dengan huruf "m"). "e"dalam istilah IT nya adalah phenomena yang ke dua setelah "w", ujarnya. Lalu beliau melanjutkan, "w" dalam dunia maya dikenal dalam aplikasi yang ada sejak di universitas diseluruh dunia terutama di AS menggunakan cara yang terbaru dalam berkolaberasi dan berkomunikasi. Oleh sebab itu ada konsensus bersama menggunakan huruf "w" sesuai dari singkatan dalam bahasa Inggris." Beliau menandaskan, "Seperti world wide web. Huruf "w"adalah keharusan di dunia maya sekarang ini. Lalu munculnya "e" seperti eCommerce, eB2B,explorer, dan banyak lagi," Dan beliau terus menjelaskan, bahwa, "Sekarang ini huruf "m". Huruf "m" yang sangat menarik dipelajari, "mengapa menjadi naik daun." Karena dengan semakin kecilnya prangkat2 komunikasi elektronik yang semakin hebat, seperti dalam film James Bond, dan Star Trek, bedanya semua ini dapat di mudah dimiliki oleh siapa saja, sesuai visi dan gerakan bawah tanah yang dilancarkan oleh Bill Gates lebih dari 30 tahun yang lalu. Sehingga para IT developer dan semua bidang harus menyesuaikan diri. "Oleh sebab itu huruf "m" diperkirakan akan menjadi primadona di seluruh dunia. Contohnya, huruf "m"adalah kependekan dari kata dalam bahasa Inggrisnya mobile, lebih dikenal dengan mobile device," lajutnya "Semua kontent yang ingin memasuki dunia maya mau tidak mau harus menggunakan huruf "m." Seperti m.kompas.com; m.kompasiana.com; m.whitehouse.gov and seterusnya,"dengan mengakhiri hasil penelitiannya. Sehabis makan bersama beliau melanjutkan pembicaraan mengenai topik huruf "m" dan implikasi antara kombinasi 4 'm" yang mematikan, yaitu mobile device, mengemudi, makan, mabuk. Beliau mengutip data statistik dari Insurance Information Institute, Inc: Pada bulan September 2010 Departemen Perhubungan merilis sebuah laporan yang menunjukkan bahwa jumlah kematian terkait dengan driver terganggu (distraction) menurun 6 persen pada tahun 2009, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut laporan itu, 5.474 orang tewas dalam 4.898 kecelakaan yang disebabkan oleh gangguan pada tahun 2009, dibandingkan dengan 5.838 tewas dalam 5.307 kecelakaan pada tahun 2008. Namun, karena jumlah kecelakaan lalu lintas mengalami sedikit penurunan di AS tahun lalu, terganggu mengemudi merupakan faktor dalam 16 persen dari crash dan korban jiwa di kedua tahun, 2008 dan 2009. Jumlah orang yang terluka dalam crash terkait dengan gangguan menurun 4 persen, atau 448.000, dan menyumbang 20 persen dari semua luka-luka dalam kecelakaan jalan raya. Jumlah kematian akibat mengemudi terganggu pada tahun 2009 meningkat 22 persen, dibandingkan dengan tahun 2005, meskipun jumlah korban jiwa menurun sebesar 22 persen selama periode yang sama. Pada tahun 2005 hanya 10 persen dari crash disebabkan oleh gangguan (by distraction). Public Attitude Monitor 2010 :Texting While Driving, sebuah survei yang dirilis pada November 2010 oleh Insurance Research Council menemukan bahwa 18 persen dari driver di AS dilaporkan texting disaat mengemudi dalam 30 hari terakhir. Angka ini mencakup 31 persen dari driver usia 16 sampai 24, 41 persen pengemudi yang berusia 25-39 dan hanya 5 persen dari driver 55 dan lebih tua. Sebuah survei yang dilakukan untuk State Farm Insurance oleh Harris Interactive dirilis pada bulan September 2010 menemukan bahwa persentase besar dari remaja berusia antara 14 dan 17 percaya bahwa mengemudi dalam keadaan mabuk cenderung menyebabkan kecelakaan fatal dari pada texting. Lebih remaja juga berpikir bahwa mengemudi dalam keadaan mabuk lebih mungkin dibandingkan texting menimbulkan kecelakaan dan mendapat tilang dan msuk penjara. Survei tampaknya menunjukkan bahwa meskipun kampanye kesadaran publik tentang bahaya terganggu mengemudi banyak remaja masih tidak mengerti resiko. Juga pada bulan September 2010, AAA Foundation for Traffic Safety dirilis ketiga tahunannya Lalu Lintas Budaya Keselamatan Index (Traffic Safety Culture Index), yang melaporkan bahwa 52 persen dari pengemudi mengatakan mereka merasa kurang aman di jalan sekarang daripada yang mereka lakukan lima tahun yang lalu. Alasan terkemuka dikutip (88 persen) telah terganggu mengemudi oleh pengendara yang berkendara sambil texting dan email. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sementara 62 persen responden merasa bahwa berbicara di ponsel adalah ancaman keamanan serius mereka tidak selalu berperilaku sesuai. Hampir 70 persen pengemudi yang disurvei mengaku berbicara di ponsel mereka, dan 24 persen mengatakan mereka membaca atau mengirim pesan teks atau email saat mengemudi pada bulan sebelumnya. Dalam penutupnya beliau menekankan perlunya seluruh pihak yang ada mengadakan konseus bersama untuk membantu masyarakat luas, dan policy makers dalam menangani ketenaran huruf  "m"ini. Untuk di Indonesia, saya sendiri tidak memiliki data2 dan survey yang tersedia serta adanya dialog yang serius mengenai huruf "m". Sehingga apakah sudah ada konsensus bersama. Bagi para kompasiana yang memiliki pengetahuan mengenai perkembangan phenomena ini, saya sangat bersenang hati untuk membacanya. Jack Soetopo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun