Warung kecil milik Mat Hasim seringkali jadi buronan anak-anak. Mereka biasa berkumpul dan berjejal-jejal di warung itu ketika sore tiba. Atau ketika liburan sekolah menjelang.
Rentang umur anak-anak itu, kira-kira ada di kisaran 3 sampai 10 tahunan.
Warung itu didirikan Mat Hasim dari hasil berhutang, terhadap orang tuanya dulu. Ia berjanji akan mengembalikan pinjamannya dalam tenggat waktu dua tahunan. Banyaknya anak muda yang cangkruk di malam hari, menikmati kopi dan menyesap rokok, membuat ia berlega hati. Hutangnya dapat ia lunasi kurang dari dua tahun.
Dan kehadiran anak-anak di sore hari, membuat ia patut berbangga hati. Karena keuntungannya menjadi kian berlipat-lipat.
Kadang ada waktu dimana mood Mat Hasim naik dan turun. Satu waktu ia berdagang dengan bergairah, kemudian beberapa hari berikutnya, adakalanya ia cemberut. Tak ada penyebab jelas, kenapa mood-nya seringkali naik dan turun. Yang jelas, anak-anak akan selalu takut kalau mood si pedagang itu sedang buruk.
Sekali waktu ia pernah membentak anak yang mampir ke warungnya. Ketika itu mood-nya sedang benar-benar buruk, "beli ya beli! Gak usah raba-raba barang lain. Dasar bocah cilik!"
Si anak ketakutan, kemudian berbisik kepada kakaknya.
Kakaknya yang berusia 10 tahunan, menanggapi dengan santai, "jangan dimasukin ke hati, Dek. Mat Hasim sedang jengkel. Tadi malam, ia gagal kencan."
Si anak mengangguk, kemudian menyusut ingusnya.
Hingga tiba masanya, mood Mat Hasim akan selalu naik. Dan itu, membuat anak-anak yang datang ke warungnya semakin betah saja untuk berlama-lama. Ada seorang anak yang membawa kawan-kawannya main ke sana, membeli mainan, berbincang ala dunianya masing-masing, bahkan ada pula yang sekedar loncat-loncat memenuhi beranda warung.
Penyebab naiknya mood Mat Hasim sebenarnya ialah hal yang sepele. Semua bermula ketika ada seorang sales yang menawarkan ia chiki. Perkataan sales itu lebih dari sekedar meyakinkan dan menyejukan. Kalaulah dibanding dengan penjual obat yang pintar omong, kiranya kepintaran bicara tukang obat tersebut, masih kalah jauh jika dibanding sales yang satu ini. Di pertemuan pertama, Mat Hasim sudah terbuai, mood-nya naik pelan-pelan.