Mohon tunggu...
Jacintha Sherin M.K.
Jacintha Sherin M.K. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswa FISIP Universitas Airlangga yang menyukai tulisan - tulisan unik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korea Selatan Mempertegas Posisinya dengan Mendukung BTS Hadir di White House

17 Juni 2022   11:38 Diperbarui: 17 Juni 2022   11:40 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Boy Group BTS yang telah debut pada tahun 2013 ini telah mencengangkan dunia dengan pencapaiannya dalam kancah internasional. Hal ini menyebabkan semua mata tertuju pada Negeri Ginseng dan menyadari bahwa korean wave (Hallyu) telah menyebar ke beberapa belahan dunia. Hallyu tidak hanya berisi boyband Korea, girlband Korea, dan musik pop saja tetapi juga ada drama dan aktor yang tidak kalah menarik. Meningkatnya persebaran budaya melalui media sosial dan digital membuat semua orang menerima kehadiran budaya Korea yang sangat menarik perhatian.

Konflik antara Korea Selatan dan Korea Utara pasti sudah tidak asing lagi di mata orang-orang. Konflik atau perang saudara semenanjung Korea ini diawali dengan posisi geografi korea yang sangat strategis antara tiga negara adikuasa yaitu China, Jepang, dan Uni Soviet. Hal ini menyebabkan Negara Korea menjadi sasaran empuk bagi ketiga negara adikuasa tersebut. Korea saat itu menjadi salah satu negara jajahan Jepang yang telah menjadi Negara dengan kekuatan terbesar di Asia. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang mendeklarasikan kekalahannya terhadap Amerika Serikat dan sekutunya pada Perang Dunia II setelah Amerika Serikat melakukan pengeboman di Nagasaki dan Hiroshima pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Setelah Jepang mengakui kekalahannya pada Sekutu seluruh Negara - Negara jajahan Jepang secara bersamaan melakukan deklarasi kemerdekaan. Setelah kekalahan Jepang Negara Amerika Serikat dan Uni Soviet saling berebut kekuasaan terhadap negara bekas jajahan Jepang sebelumnya salah satunya adalah Korea, perebutan kekuasaan ini tidak menemukan sebuah titik terang hingga tahun 1947 akhirnya Amerika Serikat menyerahkan permasalahan ini ke PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa). Akhirnya Pemerintahan Korea dibentuk pada 10 Mei 1948 yang dipimpin oleh Sygman Rhee yang menjadi Presiden pertama Korea dan PBB telah mengakui berdirinya Republik Korea tetapi Uni Soviet menentang bergabungnya Korea dengan Amerika Serikat. Selanjutnya Uni Soviet melakukan pemilihan Presiden sendiri di daerah Korea Utara dan akhirnya Republik Korea terpisah menjadi dua kubu yaitu kubu Uni Soviet yang berada di Korea Utara dan Amerika Serikat yang berada di kubu Korea Selatan.

Perebutan kekuasaan ini pastinya akan memicu sebuah peperangan yang diawali dengan serangan Korea Utara di zona perbatasan pada tanggal 25 Juli 1950. Karena perang yang tidak ada habisnya ini menyebabkan sebuah gencatan senjata pada tanggal 27 Juli 1953 yang ditandatangani oleh Korea, RRC, dan Korea Utara tetapi Korea Selatan menolak menandatanganinya hingga sampai sekarang perang antara Korea Utara dan Selatan masih terjadi tetapi Korea Selatan menghormati gencatan senjata yang telah disepakati. Tentunya diantara dua kubu pasti terdapat ideologi yang berbeda di antaranya yaitu Korea Utara dari kubu Uni Soviet yang menganut sosialis-komunis dan Korea Selatan dari kubu Amerika Serikat adalah liberalis-kapitalis.

Perbedaan ideologi yang sangat jauh ini menyebabkan jarak antara negara Korea semakin jauh. Tetapi pada bulan lalu Korea Selatan telah memperjelas kedudukannya dalam kunjungan Presiden Amerika Serikat yaitu Presiden Joe Biden di Korea Selatan yang bertujuan untuk mengadakan latihan militer besar-besaran bersama dengan memakai lebih banyak senjata Amerika Serikat. Pertemuan kedua Presiden ini terjadi karena kekhawatiran mereka terhadap isu uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara. Presiden Biden mengatakan "Aliansi, yang berasal dari Perang Korea 1950-1953, harus dikembangkan lebih lanjut untuk menjaga Indo-Pasifik 'bebas dan terbuka'," dikutip dari Reuters, Sabtu (21/5/2022). Pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Presiden Yoon Suk-Yeol ini didukung oleh globalisasi yang membuat perubahan dalam alur perdagangan internasional dan mudahnya pasokan barang yang membuat hubungan antar kedua negara ini semakin dekat ditambah dengan investasi ekonomi negara satu sama lain. Korea Selatan lebih mempertegas posisinya karena dukungan yang diberikan untuk BTS Boy Group Korea Selatan yang mengunjungi gedung White House untuk membahas mengenai isu - isu penting kejahatan kebencian anti-Asia dan diskriminasi Asia. Presiden Joe Biden mengundang BTS karena pengaruh langsungnya terhadap lagu-lagu BTS yang mempunyai arti-arti positif didalamnya seperti sebelumnya dalam era lagu "Love Yourself" . Lalu apakah undangan yang diberikan Presiden Joe Biden kepada BTS ini hanya untuk membahas isu anti-Asia yang sedang marak di Amerika Serikat atau Korea Selatan dan Amerika Serikat hanya menunjukkan hubungan mereka yang semakin dekat ? mengingat kasus anti-Asia ini lebih banyak mempengaruhi orang yang berasal dari Asia Tenggara dan sekitarnya. 

Ditulis oleh : Jacintha Sherin M. K., Mahasiswa Universitas Airlangga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun