Jakarta. -Rahman Sabon Nama, pengamat sosial politik, mengingatkan kembali kepada pemerintahan presiden Jokowi agar lebih berhati-hati terkait rencana pemerintah mempercepat RUU Dwi Kewarganegaraan paska skandal pengangkatan Warga Negara Amerika asal Indonesia Arcandra Tahar (AT) sebagai Menteri ESDM.
Menurut Sabon Nama, Tiongkok dan Yahudi/Amerika sangat berkepentingan terkait RUU Dwi kewarganegaraan.Hal ini yang ditunggu oleh diaspora Yahudi/Amerika dan Tiongkok, karena merupakan bagian terpenting dari upaya Tiongkok untuk mencapai tiga tujuan utama dari kebijakan politik luar negerinya.
Beijing menginginkan kekuatan/pengaruh dan status untuk mempertahankan diri dalam percaturan perubahan dunia, dan tentu yang terpenting adalah kekayaan.Untuk memenuhinya, Beijing mencatat dengan baik semua sumber daya yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan-tujuan kebijakan politiknya baik domestik maupun luar negeri.
Oleh karena itu, RUU Dwi kewarganegaraan ini adalah merupakan capaian target pemerintah Beijing, sehingga Indonesia dijadikan sebagai target untuk konsolidasi menyatukan 35 juta penduduk China perantauan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan politiknya.
Informasi yang dihimpun, ada tiga tujuan utama kebijakan Tiongkok soal China perantauan di abad ke-21 yang harus sukses yaitu ekonomi, budaya dan politik.
Dengan demikian perlu diwaspadai, jaringan China perantauan di Indonesia memainkan peranan penting untuk ikut memodernisasi negara Tiongkok, oleh karena mereka sangat menghormati tujuan ekonomi Beijing.
Dari Jutaan China perantauan di berbagai penjuru dunia khususnya di Indonesia mereka ini menjadi andalan pemerintah Beijing, karena memang mereka mengussai 70 % (persen) perekonomian dan jaringannya telah masuk dalam struktur kekuasaan baik di pemerintahan maupun di parlemen sehingga merupakan sumber investasi dan SDM yang signifikan.
Mereka berperan melaksanakan misi politik negeri tirai bambu itu dengan menguasai pereknominan melalui jaringan businesnya serta mempromosikan bahasa dan kebudayaannya di Indonesia dan dunia untuk membantu meningkatkan martabat dan soft power negeri asal leluhurnya yaitu Tiongkok.
Terkait dengan hal ini,maka Rahman Sabon mengingatkan pada pemerintah dan para wakil rakyat di DPR RI agar waspada terkait RUU Dwi Kewarganegaraan yang berpotensi menjerumuskan bangsa dan negara karena mereka China perantauan disini dijadikan media untuk mengkomunikasikan kepentingan Tiongkok di negara tempat mereka berdiam atau dimana mereka memperoleh Dwi kewarganegaraan.
Sabon berharap agar pemerintah tidak ceroboh dan lebih bijaksana
mempertimbangkan aspek keamanan, ekonomi dan aspek sosial budaya, karena sejak Indonesia merdeka hingga kini tidak menganut Dwi Kewarganegaraan, karena kurang bermafaat buat kepentingan NKRI.